Selasa, 11 Oktober 2016

Makalah Sufi Healing tentang Zikir



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Zikir, doa, dan tilawah Alquran merupakan amalan seorang muslim dalam membangun fisikal dan psikologikal serta dapat dijadikan sebagai sarana psikoterapi guncangan jiwa, kecemasan, dan gangguan mental.
Ibadah Zikir, doa, dan tilawah Alquran adalah upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Seorang individu dalam masa pengobatan dan pemulihan diharuskan berzikir, berdoa, dan bertilawah Alquran secara kontiniu dan tidak boleh terputus, sehingga diyakini bahwa pasien sudah benar-benar sembuh dari penyakit mental yang dihadapinya.
Berdzikir secara terus-menerus merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kecintaan kepada Allah SWT karena yang paling berhak untuk dicintai dan dimuliakan hanyalah Allah SWT. Dzikir bagi hati laksana air bagi ladang pertanian, bahkan seperti air bagi ikan yang takkan hidup tanpa air.
Zikir yang diamalkan oleh seorang muslim secara terus-menerus dan tidak terputus akan menjadi tenaga inovatif dalam diri individu yang sedang menghadapi penyakit hati, penyakit mental dan gangguan mental. Dengan berzikir, seorang muslim merasa berdampingan dan dekat dengan Tuhannya. Dengan berzikir seorang muslim menjadi tenang dan tenteram.
Kebiasaan seorang muslim dalam mengingat Allah seperti membaca takbir, tahmid, tasbih, tahlil, dan istighfar dapat menjadi obat penawar bagi segala jenis penyakit mental, menenangkan dan menenteramkan pikiran yang kacau, sehingga menjadi sehat dan selaras antara diri dengan alam sekitarnya. Apabila seorang muslim membiasakan diri mengingat Allah, maka individu itu merasakan bahwa ia dekat dengan Allah dan berada dalam perlindungan dan penjagaan-Nya. Dengan demikian, akan timbul dalam dirinya perasaan percaya pada diri sendiri, teguh, tenang, tenteram dan bahagia.
Zikir kepada Allah bisa menjadi energi hati, motivasi hati, dan boleh juga menjadi sebuah metode dalam mewujudkan kesehatan mental. Merasa dekat dengan Allah, seyogyanya menjadikan diri terawasi dan terjaga untuk tidak tergelincir dan terjerumus ke dalam perkara-perkara yang mendatangkan dosa dan maksiat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian Zikir?
2.      Bagaimana Cara Berzikir?
3.      Bagaimana Manfaat Zikir?
C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui Pengertian Zikir.
2.      Bagaimana Cara Berzikir.
3.      Bagaimana Manfaat Zikir.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Zikir
Zikir berasal dari kata dzikir/dzakara, artinya mengingat, memerhatikan, mengenang, sambil mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti. Biasanya perilaku zikir diperlihatkan orang hanya dalam bentuk renungan sambil duruk berkomat-kamit. al-Quran meberikan petunjuk bahwa zikir bukan hanya ekspresi daya ingat yang di tampilkan dengan cara komat-kamit sambil duduk merenung, tetapi lebih dari itu, zikir bersifat implementatif dalam berbagai variasi yang aktif dan kreatif. al-Quran menjelaskan bahwa zikir mebangkitkan daya ingat dan kesadaran. Zikir pula berarti ingat terhadap hukum-hukum Allah SWT. Zikir juga berarti mengambil pelajaran/peringatan. Juga mempunyai arti meneliti proses alam.
Dengan demikian arti zikir yang dapat di tangkap dari al-Quran. Zikir membentuk akselerasi, dimulai dari renungan, sikap, aktualisasi, sampai pada proses alam. Semua itu menghendaki terlibatnya zikir tanpa boleh alpa sedikitpun dan merupakan jaminan berakarnya ketenangan dalam diri. Kalau diri selalu terhubung dalam ikatan ketuhanan, maka akan tertanam dalam diri seseorang tersebut sifat-sifat ketuhanan yang berupa ilmu, hikmah dan Iman.
B.     Cara Berzikir
Zikir yang di perintahkan Allah SWT, dapat di lakukan dengan qauly, yakni mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil dan sebagainya. Dengan kata lain zikir dengan menyebut nama Allah dan sifat-Nya. Dalam kaitan ini Allah SWT memerintahkan:
̍ä.øŒ$#ur zNó$# y7În/u Zotõ3ç/ WxϹr&ur ÇËÎÈ  
Artinya: “dan sebutlah Tuhanmu (waktu) pagi dan petang”. (QS. Al-Inssan [76]: 25)
     Zikir pada tingkatan ini adalah taraf elementer. Ucapan lisan untuk membimbing dan menggetarkan hati, agar selalu ingat kepada-Nya. Setelah ia terbimbing dan bergetar, maka dengan sendirinya hati yang bersangkutan menjadi ingat. Ingat Tuhan dalam hati itu merupakan sikap ingat, tanpa menyebut atau mengucapakan sesuatu. Zikir seperti ini juga di perintahkan oleh Allah SWT. Dalam posisi ini seseorang secara berkelanjutan selalu ingat kepada-Nya.
     Pada prinsipnya, zikir dilaksanakan dalam beberapa cara dan kesopanan tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditentukan oleh al-Quran dan di contohkan oleh Rosulullah SAW, yakni di lakukan dengan merendahkan diri, dan penuh takut, dan tidak mengeraskan suara. Namun dalam tempat yang khusus, seperti rumah atau tempat lain yang sekiranya tidak mengganggu orang lain, kita di perintahkan untuk berzikir dengan suara keras sebagaimana disebutkan dalam al-Quran:
Îû BNqãç/ tbÏŒr& ª!$# br& yìsùöè? tŸ2õãƒur $pkŽÏù ¼çmßJó$# ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $pkŽÏù Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur ÇÌÏÈ  
Artinya: “Di masjid-masjid, Allah mengizinkan untuk mengingat dan menasbihkan Allah dengan suara keras pada pagi dan petang.” (QS. An-Nur [24]: 36)
     Ayat tersebut bisa di bandingkan dengan ayat al-Qur’an:
(#rŽÅ r&ur öNä3s9öqs% Írr& (#rãygô_$# ÿ¾ÏmÎ/ ( ¼çm¯RÎ) 7OŠÎ=tæ ÏN#xÎ/ ÍrߐÁ9$# ÇÊÌÈ  
Artinya: “dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.”(al-Mulk [67]: 13)
Rosulullah SAW pernah menegur sahabatnya yang berzikir dengan suara keras. Nabi SAW memberi petunjuk:
“Hai manusia berlemah-lembutlah atas dirimu. Ketahuilah bahwa engkau tidak menyeru kepada yang pekak atau yang jauh. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Dekat.”
     Dengan demikian etika Zikir ialah dengan suara sedang, tidak keras, dan tidak lirih, sebagai mana ditegaskan dalam al-Qur’an:
ä.øŒ$#ur š­/§ Îû šÅ¡øÿtR %YæŽ|Øn@ ZpxÿÅzur tbrߊur ̍ôgyfø9$# z`ÏB ÉAöqs)ø9$# Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur Ÿwur `ä3s? z`ÏiB tû,Î#Ïÿ»tóø9$# ÇËÉÎÈ  
Artinya: “dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.” (al-A’raf [7]: 205)
      Model zikir yang kedua ialah zikir sirr atau zikir qalbi, yaitu berzikir tanpa suara hanya di fokuskan pada dada sebelah kiri (kalbu), misalkan merasakan ismudz dzat: “Allah”, dengan cara lidah di tempelkan di langit mulut, mata terpejam, dagu agak menunduk ke kiri, pusatkan pikiran dan perasaan ke dada sebelah kiri, dua jari di bawah dada.
     Model Zikir ketiga adalah dzikir ar-ruh, yaitu zikir dalam arti seluruh jiwa raganya tertuju untuk selalu ingat kepada-Nya. Zikir ini berprinsip minallah, lillah, billah dan ilallah (dari, milik, dengan bantuan, dan kepada Allah). Gambaranya sederhana: keteladan kita dan segala sesuatu yang kita miliki ini pada dasarnya berasal dari Allah SWT. Semua yang kita miliki adalah milik Allah. Karena izin Allah kita dapat memlikikinya. Atas bantuan Allah kita dapat menggunakanya. Tentu saja, karena semua dari Allah, semua akan kembali kepada-Nya. Oleh karena itu ketika kita selalu menjadikan zikir ini sebagai prinsip hidup, niscaya kehidupan kita akan tentang dan damai. Harta, jiwa, dan raga yang kita punya berasal dari, merupakan milik, atas izin, dan akan kembali kepada Allah. Ketika roh kita merasakan demikian, maka itu dinamakan dzikr ruhiy.
     Zikir keempat ialah dzikir Fi’liy (aktivitas sosial), yaitu berzikir dengan melakukan kegiatan-kegiatan praktis, amal saleh, dan menginfakkan sebagian harta untuk kepentingan sosial, melakukan hal-hal yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara serta agama. Zikir seperti ini meupakan refleksi dari dzikir qauly, dzikir qalby, dan dzikir ruhiy yang manfaatnya lebih kelihatan dari pada bentuk zikir pertama, kedua, dan ketiga hanya bersifat individual maka keempat ini lebih bersifat sosial, mempunyai kepedulian dan kepekaan sosial kemasyarakatan.
     Model zikir kelima ialah zikir Afirmasi, yaitu Zikir dengan mengucapkan kata-kata positif. Di laksanakan pagi dan petang sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam. Caranya ialah pikiran, perasaan dan tubuh di relakan, mengucapakan kata-kata positif dalam hati, selama 10 menit, misalnya aku sehat, aku kuat, aku normal, Insya Allah selama 40 hari ada perubahan di dalam dirinya.
     Model Zikir yang keenam adalah model zikir pernapasan atau pernapasan dzikrullah. Zikir ini dan zikir-zikir sebelumnya, memiliki manfaat besar bagi kesehatan seseorang, terutama dalam kehidupan masyarakat modern. Karena salah satu persoalan yang di hadapi masyarakat modern ialah krisis eksistensi diri. Krisis eksistensi diri akan dapat di atasi manakalah manusia sebagai Hamba Allah mau memahami Sang Pencipata dan keterbatasan dirinya.
     Untuk suatu proses penyembuhan penyakit, zikir pernapasan ini di lakukan dengan beberapa tahap, yaitu teknik umum, teknik pernapasan (I) dan teknik pernapasan (II). Untuk lebih jelasanya dapat dilihat dalam urutan-urutan di bawah ini:
1.      Teknik Umum
a.       Mata Terpejam,
b.      Mengosongkan napas,
c.       Membaca bismillah,
d.      Lidah ditekuk/ditempelkan ke langit-langit,
e.       Tarik nafas, simpan ke dalam perut
f.        Menahan napas di perut (sambil berdoa, memohon di sembuhkan, di kuatkan, dan dinormalkan)
g.      Mengeluarkan napas melalui mulut, sambil mengucapkan “Allahu Akbar”
Bagi orang awam, harus di lakukan pembelajaran terlebih dahulu mengenai pernapasan dengan menggunakan perut. Adapun langkah-langkah yang akan di lakukan sebagai berikut
a.       Perut di kosongkan
b.      Menarik napas segi tiga perut (mengisi perut dengan udara dan kembungkan perut)
c.       Menahan napas pada perut, dua jari di bawah pusat, lalu keluarkan napas melalui mulut.
2.      Tekni Pernapasan I, dilakukan sebanyak tiga kali:
a.       Konsepkan penyakit, bayangkan seperti apa.
b.      Pernapasan I s/d III, Visualisasikan mengeluarkan penyakit dari tubuh.
c.       Setelah penyakit keluar, di ikuti visualisasi gunting memutus penyakit tersebut.
d.      Kata “putus” di ucapkan dalam hati.
3.      Teknik Pernapasan II
a.       Pernapasan IV, Visualisasi cahaya putih (kesembuhan) menyinari seluruh tubuh, kemudian ditarik kembali dan di putar-putar pada organ yang dirasa sakit.
b.      Pernapasan V, Visualisasi cahaya kuning keemasan (kesehatan), dengan cara yang sama.
c.       Pernapasan VI, Visualisasi cahaya ungu (kekuatan), dengan cara yang sama.
d.      Pernapasan VII, Visualisasi air (pembersihan), dengan cara yang sama.
Setelah itu, di lanjutkan dengan membaca doa berikut:
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#
بس ا ! ا لشا في
بس ا ! ا لكا في
بس ا ! ا لمعا في
بس ا ! ر ب ا لسما و ا ت و ا لا ر ض
بس ا ! ا لذ ي لا يضر مح ا سمة شي ء في ا لا ر ض و لا في ا لسما و هو ا لسميح ا لعليم 3x

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Menyembuhkan,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Mencukupi,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Menyehatkan,
Dengan menyebut nama Allah Pemelihara langit dan bumi,
Dengan menyebut nama Zat yang dengan nama-Nya itu tak satupun yang dapat membahayakan, baik di bumi dan di langit. Dia yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
           Zikir ini perlu di latih dengan seksama. Bagi siapa saja, hendaknya mengikuti pelatihan Zikir pernapasan ini, agar pelaksanaanya bisa benar. Semoga kita di beri kesempatan untuk mengikutinya.[1]
C.    Manfaat Zikir
Zikir mempunyai manfaat yang besar, terutama dalam dunia modern seperti sekarang ini. Manfaat itu antara lain:
1.      Memantapkan Iman
Lawan dzikir adalah ghaflah (lupa). Jiwa manusia akan terawasi oleh apa dan siapa yang selalu melihatnya. Ingat kepada Alloh berarti lupa kepada yang lain. Ingat yang lain berarti lupa kepada-Nya. Melupakan-Nya akan berdampak yang luas dalam kehidupan manusia.
Kemajuan yang telah dicapai oleh manusia, khususnya dalam bidang IPTEK telah membawa mereka ke berbagai kemudahan, namun di sisi lain menimbulkan berbagai dampak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan itu timbul sikap ingin serba cepat, enak dan mudah. Yang menjadi ukuran dan pandangannya ialah yang bersifat matrealistik.
Pada saat yang demikian, diperlukan suatu keseimbangan hidup dan pembibing ke arah jalan yang lurus, yakni dzikir, sebab dzikir berarti ingat kepada kekuasaan-Nya.
2.      Energi Akhlak
Kehidupan modern yang ditandai juga dengan dekadensi (kemerosotan) moral, akibat dari berbagai rangsangan dari luar, khususnya melalui media massa. Dengan demikian, berapa pentingnya mengetahui (ma'rifat) dan mengingat (dzikir) Alloh, baik terhadap nama-nama maupun sifat-sifat-Nya, kemudian maknanya ditumbuhkan dalam diri secara aktif. Karena sesungguhnya iman adalah keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan direalisasikan dalam amal perbuatan. itulah manfaat dzikir. 
3.      Terhindar dari bahaya
Dalam kehidupan ini, khususnya kehidupan zaman modern, seseorang tak bisa terlepas dari kemungkinan datangnya bahaya. Ingat kepada Alloh, yang berarti konsentrasi terhadap ketentuan-Nya, dia akan serius dalam melakukan sesuatu, maka secara otomatis dia akan terhindar dari bahaya. Terjadinya musibah pada diri seseorang dikarenakan lengah terhadap hukum alam dan menyimpang dari sunatulloh.
4.      Terapi Jiwa
Manfaat dzikir lain adalah untuk terapi jiwa. Dalam kenyataannya, filsafat rasionalitas tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai transendental . Manusia mengalami kepahaman spiritual, yang mengakibatkan munculnya gangguan kejiwaan. Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi alam semesta, menawarkan konsep dikembangkannya nila-nila ilahiyyah dalam batin seseorang.
Manfaat Dzikir fungsional, khususnya sekarang ini akan mendatangkan manfaat bagi kita, antara lain mendatangkan kebahagiaan.[2]


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Zikir berasal dari kata dzikir/dzakara, artinya mengingat, memerhatikan, mengenang, sambil mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti. Biasanya perilaku zikir diperlihatkan orang hanya dalam bentuk renungan sambil duruk berkomat-kamit. al-Quran meberikan petunjuk bahwa zikir bukan hanya ekspresi daya ingat yang di tampilkan dengan cara komat-kamit sambil duduk merenung, tetapi lebih dari itu, zikir bersifat implementatif dalam berbagai variasi yang aktif dan kreatif.
Zikir yang di perintahkan Allah SWT, dapat di lakukan dengan qauly, yakni mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil dan sebagainya. Zikir pada tingkatan ini adalah taraf elementer. Ucapan lisan untuk membimbing dan menggetarkan hati, agar selalu ingat kepada-Nya. Setelah ia terbimbing dan bergetar, maka dengan sendirinya hati yang bersangkutan menjadi ingat. Ingat Tuhan dalam hati itu merupakan sikap ingat, tanpa menyebut atau mengucapakan sesuatu.

DAFTAR PUSTAKA
Syukur, dkk, Terapi Hati, 2012, Jakarta: Erlangga,


[1]Amin Syukur dkk, Terapi Hati, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 59-65.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar