BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Zikir, doa, dan tilawah Alquran merupakan amalan seorang muslim
dalam membangun fisikal dan psikologikal serta dapat dijadikan sebagai sarana
psikoterapi guncangan jiwa, kecemasan, dan gangguan mental.
Ibadah Zikir, doa, dan tilawah Alquran adalah upaya mendekatkan
diri kepada Yang Maha Kuasa. Seorang individu dalam masa pengobatan dan
pemulihan diharuskan berzikir, berdoa, dan bertilawah Alquran secara kontiniu
dan tidak boleh terputus, sehingga diyakini bahwa pasien sudah benar-benar
sembuh dari penyakit mental yang dihadapinya.
Berdzikir secara terus-menerus merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan kecintaan kepada Allah SWT karena yang paling berhak untuk dicintai
dan dimuliakan hanyalah Allah SWT. Dzikir bagi hati laksana air bagi ladang
pertanian, bahkan seperti air bagi ikan yang takkan hidup tanpa air.
Zikir yang diamalkan oleh seorang muslim secara terus-menerus dan
tidak terputus akan menjadi tenaga inovatif dalam diri individu yang sedang
menghadapi penyakit hati, penyakit mental dan gangguan mental. Dengan berzikir,
seorang muslim merasa berdampingan dan dekat dengan Tuhannya. Dengan berzikir
seorang muslim menjadi tenang dan tenteram.
Kebiasaan seorang muslim dalam mengingat Allah seperti membaca
takbir, tahmid, tasbih, tahlil, dan istighfar dapat menjadi obat penawar bagi
segala jenis penyakit mental, menenangkan dan menenteramkan pikiran yang kacau,
sehingga menjadi sehat dan selaras antara diri dengan alam sekitarnya. Apabila
seorang muslim membiasakan diri mengingat Allah, maka individu itu merasakan
bahwa ia dekat dengan Allah dan berada dalam perlindungan dan penjagaan-Nya.
Dengan demikian, akan timbul dalam dirinya perasaan percaya pada diri sendiri,
teguh, tenang, tenteram dan bahagia.
Zikir kepada Allah bisa menjadi energi hati, motivasi hati, dan
boleh juga menjadi sebuah metode dalam mewujudkan kesehatan mental. Merasa
dekat dengan Allah, seyogyanya menjadikan diri terawasi dan terjaga untuk tidak
tergelincir dan terjerumus ke dalam perkara-perkara yang mendatangkan dosa dan
maksiat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Pengertian Zikir?
2.
Bagaimana
Cara Berzikir?
3.
Bagaimana
Manfaat Zikir?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
Pengertian Zikir.
2.
Bagaimana
Cara Berzikir.
3.
Bagaimana
Manfaat Zikir.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Zikir
Zikir
berasal dari kata dzikir/dzakara, artinya mengingat, memerhatikan,
mengenang, sambil mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti. Biasanya
perilaku zikir diperlihatkan orang hanya dalam bentuk renungan sambil duruk
berkomat-kamit. al-Quran meberikan petunjuk bahwa zikir bukan hanya ekspresi
daya ingat yang di tampilkan dengan cara komat-kamit sambil duduk merenung,
tetapi lebih dari itu, zikir bersifat implementatif dalam berbagai variasi yang
aktif dan kreatif. al-Quran menjelaskan bahwa zikir mebangkitkan daya ingat dan
kesadaran. Zikir pula berarti ingat terhadap hukum-hukum Allah SWT. Zikir juga
berarti mengambil pelajaran/peringatan. Juga mempunyai arti meneliti proses
alam.
Dengan
demikian arti zikir yang dapat di tangkap dari al-Quran. Zikir membentuk akselerasi,
dimulai dari renungan, sikap, aktualisasi, sampai pada proses alam. Semua itu
menghendaki terlibatnya zikir tanpa boleh alpa sedikitpun dan merupakan jaminan
berakarnya ketenangan dalam diri. Kalau diri selalu terhubung dalam ikatan
ketuhanan, maka akan tertanam dalam diri seseorang tersebut sifat-sifat
ketuhanan yang berupa ilmu, hikmah dan Iman.
B.
Cara Berzikir
Zikir
yang di perintahkan Allah SWT, dapat di lakukan dengan qauly, yakni mengucapkan
tasbih, tahmid, tahlil dan sebagainya. Dengan kata lain zikir dengan menyebut
nama Allah dan sifat-Nya. Dalam kaitan ini Allah SWT memerintahkan:
Ìä.ø$#ur zNó$# y7În/u Zotõ3ç/ WxϹr&ur ÇËÎÈ
Artinya: “dan sebutlah Tuhanmu (waktu) pagi dan petang”.
(QS. Al-Inssan [76]: 25)
Zikir pada tingkatan ini
adalah taraf elementer. Ucapan lisan untuk membimbing dan menggetarkan hati,
agar selalu ingat kepada-Nya. Setelah ia terbimbing dan bergetar, maka dengan
sendirinya hati yang bersangkutan menjadi ingat. Ingat Tuhan dalam hati itu
merupakan sikap ingat, tanpa menyebut atau mengucapakan sesuatu. Zikir seperti
ini juga di perintahkan oleh Allah SWT. Dalam posisi ini seseorang secara
berkelanjutan selalu ingat kepada-Nya.
Pada prinsipnya, zikir
dilaksanakan dalam beberapa cara dan kesopanan tertentu sesuai dengan
prinsip-prinsip yang ditentukan oleh al-Quran dan di contohkan oleh Rosulullah
SAW, yakni di lakukan dengan merendahkan diri, dan penuh takut, dan tidak
mengeraskan suara. Namun dalam tempat yang khusus, seperti rumah atau tempat lain
yang sekiranya tidak mengganggu orang lain, kita di perintahkan untuk berzikir
dengan suara keras sebagaimana disebutkan dalam al-Quran:
Îû BNqãç/ tbÏr& ª!$# br& yìsùöè? t2õãur $pkÏù ¼çmßJó$# ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $pkÏù Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur ÇÌÏÈ
Artinya: “Di masjid-masjid, Allah mengizinkan untuk mengingat
dan menasbihkan Allah dengan suara keras pada pagi dan petang.” (QS. An-Nur
[24]: 36)
Ayat tersebut bisa di
bandingkan dengan ayat al-Qur’an:
(#rÅ r&ur öNä3s9öqs% Írr& (#rãygô_$# ÿ¾ÏmÎ/ ( ¼çm¯RÎ) 7OÎ=tæ ÏN#xÎ/ ÍrßÁ9$# ÇÊÌÈ
Artinya: “dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah;
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.”(al-Mulk [67]: 13)
Rosulullah SAW pernah menegur
sahabatnya yang berzikir dengan suara keras. Nabi SAW memberi petunjuk:
“Hai manusia berlemah-lembutlah atas dirimu. Ketahuilah bahwa
engkau tidak menyeru kepada yang pekak atau yang jauh. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar dan Dekat.”
Dengan demikian etika
Zikir ialah dengan suara sedang, tidak keras, dan tidak lirih, sebagai mana
ditegaskan dalam al-Qur’an:
ä.ø$#ur /§ Îû Å¡øÿtR %Yæ|Øn@ ZpxÿÅzur tbrßur Ìôgyfø9$# z`ÏB ÉAöqs)ø9$# Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur wur `ä3s? z`ÏiB tû,Î#Ïÿ»tóø9$# ÇËÉÎÈ
Artinya: “dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.”
(al-A’raf [7]: 205)
Model zikir yang kedua
ialah zikir sirr atau zikir qalbi, yaitu berzikir tanpa suara
hanya di fokuskan pada dada sebelah kiri (kalbu), misalkan merasakan ismudz
dzat: “Allah”, dengan cara lidah di tempelkan di langit mulut, mata
terpejam, dagu agak menunduk ke kiri, pusatkan pikiran dan perasaan ke dada
sebelah kiri, dua jari di bawah dada.
Model Zikir ketiga adalah
dzikir ar-ruh, yaitu zikir dalam arti seluruh jiwa raganya tertuju untuk
selalu ingat kepada-Nya. Zikir ini berprinsip minallah, lillah, billah dan
ilallah (dari, milik, dengan bantuan, dan kepada Allah). Gambaranya
sederhana: keteladan kita dan segala sesuatu yang kita miliki ini pada dasarnya
berasal dari Allah SWT. Semua yang kita miliki adalah milik Allah. Karena izin
Allah kita dapat memlikikinya. Atas bantuan Allah kita dapat menggunakanya.
Tentu saja, karena semua dari Allah, semua akan kembali kepada-Nya. Oleh karena
itu ketika kita selalu menjadikan zikir ini sebagai prinsip hidup, niscaya
kehidupan kita akan tentang dan damai. Harta, jiwa, dan raga yang kita punya
berasal dari, merupakan milik, atas izin, dan akan kembali kepada Allah. Ketika
roh kita merasakan demikian, maka itu dinamakan dzikr ruhiy.
Zikir keempat ialah dzikir
Fi’liy (aktivitas sosial), yaitu berzikir dengan melakukan kegiatan-kegiatan
praktis, amal saleh, dan menginfakkan sebagian harta untuk kepentingan sosial,
melakukan hal-hal yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara serta agama.
Zikir seperti ini meupakan refleksi dari dzikir qauly, dzikir qalby, dan
dzikir ruhiy yang manfaatnya lebih kelihatan dari pada bentuk zikir
pertama, kedua, dan ketiga hanya bersifat individual maka keempat ini lebih
bersifat sosial, mempunyai kepedulian dan kepekaan sosial kemasyarakatan.
Model zikir kelima ialah
zikir Afirmasi, yaitu Zikir dengan mengucapkan kata-kata positif. Di laksanakan
pagi dan petang sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam. Caranya
ialah pikiran, perasaan dan tubuh di relakan, mengucapakan kata-kata positif
dalam hati, selama 10 menit, misalnya aku sehat, aku kuat, aku normal, Insya Allah
selama 40 hari ada perubahan di dalam dirinya.
Model Zikir yang keenam
adalah model zikir pernapasan atau pernapasan dzikrullah. Zikir ini dan
zikir-zikir sebelumnya, memiliki manfaat besar bagi kesehatan seseorang,
terutama dalam kehidupan masyarakat modern. Karena salah satu persoalan yang di
hadapi masyarakat modern ialah krisis eksistensi diri. Krisis eksistensi diri
akan dapat di atasi manakalah manusia sebagai Hamba Allah mau memahami Sang
Pencipata dan keterbatasan dirinya.
Untuk suatu proses
penyembuhan penyakit, zikir pernapasan ini di lakukan dengan beberapa tahap,
yaitu teknik umum, teknik pernapasan (I) dan teknik pernapasan (II). Untuk
lebih jelasanya dapat dilihat dalam urutan-urutan di bawah ini:
1.
Teknik
Umum
a.
Mata
Terpejam,
b.
Mengosongkan
napas,
c.
Membaca
bismillah,
d.
Lidah
ditekuk/ditempelkan ke langit-langit,
e.
Tarik
nafas, simpan ke dalam perut
f.
Menahan
napas di perut (sambil berdoa, memohon di sembuhkan, di kuatkan, dan
dinormalkan)
g.
Mengeluarkan
napas melalui mulut, sambil mengucapkan “Allahu Akbar”
Bagi orang awam, harus di lakukan
pembelajaran terlebih dahulu mengenai pernapasan dengan menggunakan perut.
Adapun langkah-langkah yang akan di lakukan sebagai berikut
a.
Perut
di kosongkan
b.
Menarik
napas segi tiga perut (mengisi perut dengan udara dan kembungkan perut)
c.
Menahan
napas pada perut, dua jari di bawah pusat, lalu keluarkan napas melalui mulut.
2.
Tekni
Pernapasan I, dilakukan sebanyak tiga kali:
a.
Konsepkan
penyakit, bayangkan seperti apa.
b.
Pernapasan
I s/d III, Visualisasikan mengeluarkan penyakit dari tubuh.
c.
Setelah
penyakit keluar, di ikuti visualisasi gunting memutus penyakit tersebut.
d.
Kata
“putus” di ucapkan dalam hati.
3.
Teknik
Pernapasan II
a.
Pernapasan
IV, Visualisasi cahaya putih (kesembuhan) menyinari seluruh tubuh, kemudian
ditarik kembali dan di putar-putar pada organ yang dirasa sakit.
b.
Pernapasan
V, Visualisasi cahaya kuning keemasan (kesehatan), dengan cara yang sama.
c.
Pernapasan
VI, Visualisasi cahaya ungu (kekuatan), dengan cara yang sama.
d.
Pernapasan
VII, Visualisasi air (pembersihan), dengan cara yang sama.
Setelah itu, di lanjutkan dengan membaca doa berikut:
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$#
بس ا !
ا لشا في
بس ا ! ا لكا في
بس ا ! ا لمعا في
بس ا ! ر ب ا لسما و ا ت و ا لا ر ض
بس ا ! ا لذ ي لا يضر مح ا سمة شي ء في ا لا ر ض و لا في ا لسما و هو ا
لسميح ا لعليم 3x
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Menyembuhkan,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Mencukupi,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Menyehatkan,
Dengan menyebut nama Allah Pemelihara langit dan bumi,
Dengan menyebut nama Zat yang dengan nama-Nya itu tak satupun yang
dapat membahayakan, baik di bumi dan di langit. Dia yang Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui.
Zikir ini perlu di
latih dengan seksama. Bagi siapa saja, hendaknya mengikuti pelatihan Zikir
pernapasan ini, agar pelaksanaanya bisa benar. Semoga kita di beri kesempatan
untuk mengikutinya.[1]
C.
Manfaat Zikir
Zikir
mempunyai manfaat yang besar, terutama dalam dunia modern seperti sekarang ini.
Manfaat itu antara lain:
1.
Memantapkan Iman
Lawan dzikir adalah ghaflah (lupa). Jiwa manusia akan terawasi
oleh apa dan siapa yang selalu melihatnya. Ingat kepada Alloh berarti lupa
kepada yang lain. Ingat yang lain berarti lupa kepada-Nya. Melupakan-Nya akan
berdampak yang luas dalam kehidupan manusia.
Kemajuan yang telah dicapai oleh manusia,
khususnya dalam bidang IPTEK telah membawa mereka ke berbagai kemudahan, namun
di sisi lain menimbulkan berbagai dampak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Dengan itu timbul sikap ingin serba cepat, enak dan mudah. Yang
menjadi ukuran dan pandangannya ialah yang bersifat matrealistik.
Pada saat yang demikian, diperlukan suatu keseimbangan
hidup dan pembibing ke arah jalan yang lurus, yakni dzikir, sebab dzikir
berarti ingat kepada kekuasaan-Nya.
2.
Energi Akhlak
Kehidupan modern yang ditandai juga dengan
dekadensi (kemerosotan) moral, akibat dari berbagai rangsangan dari luar,
khususnya melalui media massa. Dengan demikian, berapa pentingnya mengetahui
(ma'rifat) dan mengingat (dzikir) Alloh, baik terhadap nama-nama maupun
sifat-sifat-Nya, kemudian maknanya ditumbuhkan dalam diri secara aktif. Karena
sesungguhnya iman adalah keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
direalisasikan dalam amal perbuatan. itulah manfaat
dzikir.
3.
Terhindar dari bahaya
Dalam kehidupan ini, khususnya kehidupan zaman
modern, seseorang tak bisa terlepas dari kemungkinan datangnya bahaya. Ingat
kepada Alloh, yang berarti konsentrasi terhadap ketentuan-Nya, dia akan serius
dalam melakukan sesuatu, maka secara otomatis dia akan terhindar dari bahaya.
Terjadinya musibah pada diri seseorang dikarenakan lengah terhadap hukum alam
dan menyimpang dari sunatulloh.
4.
Terapi Jiwa
Manfaat dzikir lain adalah untuk terapi jiwa. Dalam
kenyataannya, filsafat rasionalitas tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok
manusia dalam aspek nilai transendental . Manusia mengalami kepahaman
spiritual, yang mengakibatkan munculnya gangguan kejiwaan. Islam sebagai agama
yang membawa rahmat bagi alam semesta, menawarkan konsep dikembangkannya
nila-nila ilahiyyah dalam batin seseorang.
Manfaat Dzikir fungsional, khususnya sekarang ini akan
mendatangkan manfaat bagi kita, antara lain mendatangkan kebahagiaan.[2]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Zikir berasal dari kata dzikir/dzakara, artinya mengingat,
memerhatikan, mengenang, sambil mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti.
Biasanya perilaku zikir diperlihatkan orang hanya dalam bentuk renungan sambil
duruk berkomat-kamit. al-Quran meberikan petunjuk bahwa zikir bukan hanya
ekspresi daya ingat yang di tampilkan dengan cara komat-kamit sambil duduk
merenung, tetapi lebih dari itu, zikir bersifat implementatif dalam berbagai
variasi yang aktif dan kreatif.
Zikir yang di perintahkan Allah SWT, dapat di lakukan dengan qauly,
yakni mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil dan sebagainya. Zikir pada tingkatan
ini adalah taraf elementer. Ucapan lisan untuk membimbing dan menggetarkan
hati, agar selalu ingat kepada-Nya. Setelah ia terbimbing dan bergetar, maka
dengan sendirinya hati yang bersangkutan menjadi ingat. Ingat Tuhan dalam hati
itu merupakan sikap ingat, tanpa menyebut atau mengucapakan sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
Syukur, dkk,
Terapi Hati, 2012, Jakarta: Erlangga,
Ikilho, Manfaat Dzikir dan Doa untuk Penguatan Hati, http://ikilhoo.blogspot.com/2013/10/manfaat-dzikir-dan-doa-untuk-penguatan.html
[1]Amin
Syukur dkk, Terapi Hati, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 59-65.
[2]Ikilho,
Manfaat
Dzikir dan Doa untuk Penguatan Hati, (http://ikilhoo.blogspot.com/2013/10/manfaat-dzikir-dan-doa-untuk-penguatan.html),
21:27. 28 Mei 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar