Selasa, 11 Oktober 2016

Kesehaatan Mental (Dimensi Biologis Kesehatan Mental)



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada manusia. Terdapat empat faktor yang berhubungan dengan kesehatan mental yaitu biologis, psikologis lingkungan dan sosial budaya.
                              Pada awalnya orang memahami bahwa hubungan aspek badaniyah dengan jiwa adalah hubungan spiritual, yang tidak terjelaskan secara ilmiah. Belakangan, pengertian hubungan keduanya dapat di pahami berdasarkan prinsip ilmu pengetahuan.
                              Pada makalah ini akan dijelaskan tentang dimensi biologis terhadap kesehatan mental.
B.      Rumusan Masalah
1.       Bagaimana penjelasan mengenai otak manusia?
2.       Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan otak?
3.       Bagaimana penjelasan mengenai sistem endokrin pada manusia?
4.       Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan sistem endokrin?
5.       Bagaimana penjelasan tentang genetik pada manusia?
6.       Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan keruusakan genetik?
7.       Bagaimana penjelasan tentang sensori pada manusia?
8.       Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan sensori?
9.       Bagaimana penjelasan tentang kondisi ibu selama kehamilan?
10.   Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kondisi ibu selama kehamilan?
C.     Tujuan
1.       Mengetahui tentang otak manusia.
2.       Mengetahui  gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan otak.
3.       Mengetahui tentang sistem endokrin pada manusia.
4.       Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan sistem endokrin.
5.       Mengetahui tentang genetik pada manusia.
6.       Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan keruusakan genetik.
7.       Mengetahui tentang sensori pada manusia.
8.       Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan sensori.
9.       Mengetahui tentang kondisi ibu selama kehamilan.
10.   Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan kondisi ibu selama kehamilan.


BAB II
PEMBAHASAN
                                    Manusia mengenal dirinya pada mulanya dari dimensi biologisnya, dan dia memanfaatkan anggota badannya untuk memenuhi kebutuhannya dalam berbagai aktivitas yang dilakukannya. Tidak ada aktifitas kemanusiaan yang tidak melibatkan dimensi biologis ini. Berbagai penelitian telah memberikan kesimpulan yang meyakinkan bahwa faktor biologis memberikan kontribusi besar bagi kesehatan mental.                         
                                    Pada bagian ini akan di jelaskan tentang hubungan tersebut, khususnya beberapa aspek biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan kesehatan mental, di antaranya: otak, sistem endokrin, genetik, sensori, kondisi ibu selama hamil.
A.     Otak
                                          Otak manusia  adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia.[1]
1.       Bagian-bagian otak
                                   Otak terdiri dari otak besar (cerebrum), otak tengah (mesensephalon),  otak kecil (cerebellum), sum-sum lanjutan  (medulla oblongata) dan jembatan varol (pons varoli).
                                   Masing-masing bagian otak itu memiliki fungsi sendiri. Otak besar merupakan sumber kesadaran. Selain area asosiasi yang menghubungkan antara area motor dan sensorik, juga berperan dalam proses belajar, dan berfikir. Otak tengah  berfungsi mengatur kelenjar endokrin, lobus optikus, dan pusat pendengaran. Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh, koordinasi gerakan otot, dan posisi tubuh. Jembatan varol merupakan penghubung otak kecil bagian kiri dan kanan, dan penghubung otak besar dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sumsum merupakan pengatur refleks seperti berkedip dan bersin.[2]
2.       Neuron dan Glia
                                   Secara anatomis, otak manusia sangat rumit. Bagian yang perlu di pahami adalah neuron dan glia yang terdapat pada otak. Neuron merupakan sel khusus yang ada pada otak yang menjadi unit dasar sistem saraf. Jumlah sel neuron ini di perkirakan 5 juta sel, yang di antaranya berfungsi sebagai pusat lalu lintas informasi.
                                   Neuron merupakan kunci rahasia dari kegiatan belajar dan berfungsi mental. Dengan demikian proses merekam, mengkodifikasi, mengingat, menyimpan segenap pengalaman manusia, dan memberi instruksi-instruksi kepada segenap organ tubuh manusia yang di anggap perlu sangat di tentukan oleh berfungsi tidaknya neuron ini.
                                   Neuron terdiri dari dua bagian, yaitu badan sel dan serabut-serabut. Serabut sel neuron ini terdiri dari:
a.        Dendrite yang merupakan serabut halus dan pendek yang membawa rasngsang kebadan sel.
b.       Akson merupakan serabut agak besar dan panjang yang meneruskan rangsang dari badan sel.
                                   Pada orang dewasa, setiap neuron in memiliki 200 hingga 300 dendrit yang berinterkoneksi. Dendrite ini berfungsi menerima sinyal-sinyal biokimiawi, yang di sebut neurotransmitter, yang di teruskan ke neuron lain, melalui akson.
                                   Beberapa akson, dari ratusan atau ribuan neuron berfungsi menjadi satu atau yang di sebut sistem saraf, dan neuron itu merekat pada sel yang disebut dengan glia.[3]
3.       Pertumbuhan Otak
                                   Perkembangan otak sudah berkembang sejak kehidupan awal embrio pada manusia. Pada awalnya, danal embrio terdapat suatu jaringan yang berkembang menjadi sistem saraf pusat yang bentuknya seperti pembuluh yang berisi cairan. Indikasi pertama dari otak yang sedang berkembang adalah 3 benjolan yang terjadi di ujung anterior pembuluh tersebut. 3 benjolan tersebut adalah otak depan (forebrain), otak tengah (midbrain) dan otak belakang (hindbrain). [4]
                                   Di lihat dari perkembangan berat otak, tampak sekali bahwa  pertumbuhannya sangat cepat justru pada lima tahun pertama. Pada saat bayi di lahirkan bayi memiliki otak seberat 750 gram, pada usia lima tahun otak tumbuh dan berkembang menjadi 1200-1250 gram dan pada usia 18 tahun ada sedikit pertumbuhan sehingga berat otak menjadi 1300-1500 gram. Setelah usia 18 tahun tidak terjadi lagi pertumbuhan otak.[5]
4.       Gangguan mental akibat kerusakan otak
Gangguan
Simptom
Penyebab
Dimensia
Penurunan secara progresif kemampuan kognitif.
Genetik, metabolik, keracunan, infeksi, penyakit sirkulasi.
Epilepsi
Kehilangan keseimbangan dan kesadaran.
Trauma, infeksi, genetik.
Retardasi mental
Ketidak mampuan mental atau intelegensi subnormal.
Genetik, infeksi, dan intoksikasi, trauma atau agen fisik, gangguan metabolisme, malnutrisi,abnormalitas kromosom, dan lainnya. Infeksi pada otak.
Sindroma Kluver-Bucy
Peningkatan aktivitas seks, aktivitas seks di arahkan kepada objek yang tidak tepat.
Alkoholik yang kronis.
Amnesia Korsakoff
Kebingungan yang sangat ekstrim, perubahan kepribadian secara mencolok, lupa mengingat peristiwa yang di alami tahun-tahun terakhir.


B.      Sistem Endokrin
                              Dalam menjalankan koordinasinya, otak banyak di bantu oleh sistem endokrin. Kelenjar endokrin merupakan senyawa kimiawi, yang mengeluarkan hormon yang di angkut ke seluruh tubuh oleh darah.
                              Hormon dari sistem endokrin dan neurotransmitter pada otak memiliki fungsi yang sama, yaitu mengangkut pesan antar sel tubuh. Bedanya, jika neuro transmitter menyampaikan pesan ke neuron lain yang berdekatan, sedangkan hormon menyampaikan pesan ke seluruh tubuh.[6]
1.       Fungsi Sistem Endokrin
                                          Fungsi dari sistem endokrin diantaranya adalah sebagai berikut[7]:
a.       Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
b.       Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
c.       Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
d.       Merangsang pertumbuhan jaringan.
e.       Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan ab­sorpsi glukosa pada usus halus.
f.        Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
2.       Macam-Macam Kelenjar Endokrin
                                    Kelenjar endokrin terdapat tujuh macam, yaitu: kelenjar pituitary, tiroid, paratiroid, adrenal, gonad, timus, dan pankreas. Sebagian dari kelenjar endokrin adalah sebagai berikut.
a.     Kelenjar pituitari
                                Kelenjar pituitari merupakan kelenjar utama, karena memproduksi beberapa hormon paling banyak dan mengendalikan pengeluaran beberapa kelenjar endokrin lain. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Lobus anterior menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi sekresi semua organ endogen. Hormon yang di hasilkan itu antaranya: Hormon pertumbuhan (somatotropin) dan hormon tirotropic yang mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroxin. Sedangkan lobus posterior menghasilkan secret dua jenis yaitu hormon Vasopresin dan oxitosid.[8]
b.    Kelenjar Tiroid
                                Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin. Fungsi kelenjar ini berkaitan dengan kegiatan metabolisme pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja merangsang proses oksidasi. Kelenjar ini dapat terganggu jika kekurangan yodium.[9]
c.     Kelenjar paratiroid
                                Kelenjar ini menghasilkan paratiroid, berfungsi mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat tersebut di dalam darah dan tulang.
d.    Kelenjar adrenalin
                                Kelenjar ini adalah kelenjar yang berfungsi menstimuli perkembangan karakteristik seks. Kelenjar ini secara normal mulai tumbuh pada fase pubertas. Agresivitas seseorang juga di pengaruhi produksi produksi hormon yang di hasilkan oleh kelenjar adrenalin ini. Makanan dari daging dapat meningkatkan kerja kelenjar adrenalin ini, sedangakan buah-buahan dan sayuran mengurangi kerja adrenalin. Kelenjar adrenalin merupakan kelenjar yang menetukan “mood” keadaan perasaan seseorang, ukuran energi, kemampuan menangani stress.[10]
e.      Kelenjar gonad
                                Kelenjar ini adalah kelenjar yang yang memproduksi hormon seks, testees untuk laki-laki dan ovari (sel telur) untuk wanita. Hormon ini di produksi sangat banyak sejak pubertas.
3.       penyakit akibat kerusakan sistem endokrin
Penyakit
Simpotom
Penyebab
Gigantism (Marie’s syndrom)
orang yang sangat tinggi dengan intelegensi rata-rata dan usia pendek.
Kelebihan hormon somatotropin.
Kretinisme
kerdil, kemampuan mental rendah.
Kekurangan sekresi hormon yang terjadi pada masa bayi.
Tetany
Tremor, kejang dan emosi tidak stabil.
kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia.
pubertas praecox
Pubertas dini dan IQ dibawah rata-rata.
Kelenjar adrenal yang cepat tumbuh pada usia dini.
Euchinism
impotensi pada laki-laki sebelum masa pubertas
Disfungsi kelenjar gonad.
Menopause dini
Depresi, insomnia dan problem emosional lain.
Reduksi pada hormon hormon seks.
C.     Genetik
                              Semenjak Greor Mendel (1822-1884) melakukan penelitian tentang penurunan sifat-sifat induk kepada keturunannya, konsep genetic mulai dikenal. Sebelumnya pandangan-pandangan “hereditas” di angggap tidak ilmiah, namuun dengan teori Mendel, penurunan sifat induk-induk itu tidak lagi di anggap hanya sebagai hipotesis belaka, tetapi terbukti secara ilmiah.
1.         Kromosom Seks dan Otosom        
                                              Pewarisan sifaat-sifat induk berlangsung  melalui kromosom. Kromosom manusia normal sebanyak 23 pasang atau 46 buah. Sejumlah 23 kromosom di peroleh dari ayahnya dan 23 kromosom di dapatkan dari ibunya saat pembuahan. Setiap kromosom terdapat deoxyribonucleic acid (DNA) yang memberi kode-kode genetic. Melalui DNA itulah sifat-sifat induk diwariskan kepada keturunannya.
                                              Kromosom manusia ada dua macam, yaitu kromosom otosom dan kromosom seks. Kromosom otosom merupakan kromosom pasangan pertama sampai pasangan ke 22, yang memberi tanda-tanda sifat  bagi keturunannya. Sedangkan kromosom seks adalah kromosom pasangan ke 23, yang menentukan keturunannya. Pada laki-laki memiliki 23 pasang  kromosom yang terdiri dari 22 pasangan kromosom otosom dan sepasang kromosom (XX) seks. Kromosom pada wanita sama halnya dengan pria memiliki 23 kromosom yang teriri dari 22 pasang kromosom otosom dan sepasang kromosom (XY) seks.
                                              Kromosom seks jantan dan betina bentuk sama jika di lihat menggunakan mikroskop. Seorang laki-laki nnormal meiliki kromosom seks XY sedangkan wanita yang normal memiliki kromosom XX. Perbedaan pasangan kode kromosom ini terbentuk saat proses pembuahan, yaitu kromosom X atau Y di peroleh dari pembelahan kromosom XY dari ayahnya, sedangkan X di peroleh dari pembelahan kromosom XX dari ibunya.[11]
2.    Gangguan mental akibat faktor genetik
                                              Untuk membuktikan ada tidaknya faktor pewarisan sifat-sifat genetik ini, di lakukan sejumlah penelitian. Dari berbagai hasil penelitian genetika memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh faktor genetik terahadap mentalitas manusia. Misalnya rate konkordansi (corcondance rate) untuk scizoprenia di ketahui bahwa anak kembar identik sebesar 50%, anak kembar tidak identik sebesar 9%, kedua orang tua sebesar 35%-68%, saudara kandung sebesar 7,5%-8,5%, dan populasi umum sebesar%.
                                              Penyakit apa saja yang disebabkan oleh kelainan genetik yang mempengaruhi mental seseorang akan tersaji dalam tabel berikut ini:
Jenis Kelainan Genetik
Nama Gangguan Mental
Simptom
Penyebab
Trisomy
(memiliki 37 kromosom)
Kliner’s filter Syndrome
Laki laki yang memiliki sifat kewanitaan.
Kromosom ibu tidak membelah (XXY)

Supermale
Berjambang lebat dan berperilaku agresif.
Kromosom ayah tidak membelah (XYY)
Down’s Syndrome
Gangguan mental sangat berat
Trisomi pada pasangan kromosom ke 21
Monosomy
Turner Syndrome
Perkembangan seksual tidak normal pada wanita.
Berkromosom XO

D.     Sensori
                                          Sensori merupakan aspek penting dari manusia. Sensori merupakan alat yang yang menangkap segenap stimuli dari luar. Sensori termasuk: pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan dan penciuman. Kesempurnaan dari alat-alat sensori akan meningkatkan kesempurnaan individu menerima informasi dari luar, dan adanya gangguan sistem sensoris ini akan menghambat penerimaan sensori secara baik.
                                          Gangguan sensori, khususnya  pendengaran (tuli) dan penglihatan (buta) banyak terjadi secara kongenetal, yaitu kecacatan yang terjadi sejak lahir. Orang yang lahir dengan gangguan pendengaran yang berat akan berakibat gangguan bicara (bisu), dan karena itu pula dia akan tergganggu kemampuan kognisi dan perkembangan sosialnya.
                                          Perkembangan kognisi individu pada dasarnya tidak terlepas dari perkembangan dan keadaan sensori. Jean Piaget, dalam teorinya menegaskan tentang perkembangan kognisi ditegaskan bahwa perkembangan sonsori (dan motorik) merupakan dasar perkembangan kognisi lebih lanjut, terhambatnya perkembangan sensori akan mengakibatkan terganggunya perkembangan kognisinya.
                                          Demikian pula dengan emosi, seseorang akan mengalami gangguan paranoid, yaitu gangguan afeksi yang ditandai dengan kecurigaan yang berlebihan kepada orang lain, dan kecurigaan itu sebenarnya salah.[12]

E.      Faktor ibu selama masa kehamilan
                                          Faktor ibu selama masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan mental anak, selama berada  kandungan, kesehatan janin ditentukan oleh kondisi ibu. Faktor-faktor ibu yang turut mempengaruhi kesehatan mental anak di antaranya[13]:
1.       Usia Ibu
                                    Ibu yang hamil pada usia terlalu muda dapat berakibat keguguran atau prematuritas. Anak yang dilahirkan karena prematur dihubungkan dengan kemampuan intelegensi yang rendah. Demikian juga dengan ibu yang hamil terlalu tua beresiko tinggi kemungkinan adanya Down’s syndrome , yaitu kerusakan atau cacat fisik bawaan disertai keterbelakangan mental.[14]
2.       Nutrisi
                                    Nutrisi secara langsung mempengaruhi kesehatan mental anaknya yang mencakup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan segenap zat yang dibutuhkan tubuh sangat penting bagi pertumbuhan janin dan kesehatan anak setelah dilahirkan.
                                    Anak-anak yang dilahirkan dalam keadaan small for dates, yaitu anak yang dilahirkan dalam keadaan kurus dan terlalu kecil untuk tanggalnya , disebabkan karena faktor kekurangan nutrisi. Inu hamil yang kekurangan nutrisi tidak hanya mempengaruhi fisik anaknya, tetapi kualitas memtalitasnya. Seperti kecerdasannya dan emosinya.[15]
3.       Obat-obatan
                                                Obat-obatan yang dikonsumsi ibu, khususnya alkohol, nikotin, atau obat sejenis, mempengaruhi janin dalm kandungannya yang menyebabkan janin mengalami toksisasi melalui plasentanya, akibatnya terjadi fetal alcohol syndrome, yaitu gangguan pada janin akibat ibu yang mengkonsumsi alkohol saat kehamilan. Seperti retardasi mental, keterlambatan dalm pertumbuhan, dan kelemahan koordinasi tubuh.
4.       Kesehatan Ibu
                                    Ibu yang menderita penyakit tertentu dapat mempengaruhi kesehatan janinnya, anak terinfeksi melalui placenta. Ibu saat hamil menderita rubella, sifilis, atau AIDS akan menyebabkan anak terinfeksi. Demikian juga ibu yang muntah-muntah  yang sangat berat memiliki dampak yang kurang baik bagi perilaku anaknya, misalnya adanya hiperkenetik, gangguan tidur dan ketidak mampuan secara umum.
                                    Demikian juga jika selama masa kehamilan ibu sering mengalami ganguan mental seperti depresi atau psikosis lain dapat berakibat kondisi janin kurang sehat, bahkan dapat berakibat tidak baik setelah anak dilahirkan. Adakalanya ibu yang tidak sehat mentalnya, khususnya yang mengalami puerpelar psychosis tidak dapat menerima kehadiran bayi yang dilahirkan dan dapat berupaya membunuhnya.
5.       Radiasi
                                    Selama masa kehamilan jika ibu terpapar oleh radiasi dapat berakibat kurang sehat bagi anak. Radiasi dapat menyebabkan kecacatan congenital bagi anak, yaitu kecacatan yang terjadi sejak kelahiran, yang diantaranya berupa mongolisme.
6.       Komplikasi Kehamilan Dan Proses Kelahiran
                                    Komplikasi dapat mengakibatkan anoxia, yaitu kekurangan oksigen pada janin. Anoxia dapat mempengaruhi kesehatan anak. Jika kekurangan oksigen itu dialami janin pada trimester pertama, dapat berakibat keguguran kandungan dan kekurangan trimester kedua dapat berakibat lahir secara prematur dan anak mengalami cebral-palsy, dan jika kekurangan pada janin terjadi pada trimester yang ketiga berakibat kelahiran secara perinatal dan anak dapat mengalami hiperkenetik, sedangkan jika kekurangan oksigen itu terjadi saat attern (mature) berakibat pada anak lahir dengan epilepsi.[16]


BAB III
KESIMPULAN
                                                Badan dengan segenap unsur-unsurnya pada dasarnya tidak terlepaskan dari keseluruhan sistem mental. Kesehatan mental secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi juga oleh faktor biologis ini. Faktor biologis yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental diantaranya otak, sitem endokrin, genetik, sensori, faktor ibu selama kehamilan.
                                                Otak merupakan bagian yang memerintahkan aktifitas manusia. Fungsi otak yang baik akan menimbulkan kesehatan mental bagi kita. Sebaliknya jika fungsinya terganggu berakibat gangguan bagi kesehatan mental.
Sistem endokrin berfungsi mengeluarkan hormon. Kandungan hormon yang tidak normal berakibat pada pertumbuhan yang kurang sehat. Termasuk mempengaruhi perilaku yang tidak diharapkan. Bebrapa perilaku yang tidak sehat terjadi akibat sisitem endokrin yang tidak normal diantaranya agresivitas, labilitas emosi, intelegensi yang rendah, dan kecemasan.
                                                Genetik merupakan unsur biologis manusia yang mempengaruhi kesehatan. Genetik yang sehat dapat menghasilkan perilaku yang sehat, semementara gagguan genetis dapat memunculkan gangguan mental tertentu.
                                                Faktor ibu selama kandungan juga sangat berpengaruh pada kesehatan mental anak. Kandungan ynag sehat memungkinkan membuahkan anak yang sehat mentalnya, sebaliknya kandungan tertentu dapat menyebabkan gangguan kepada keturunannya.


DAFTAR PUSTAKA
J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011
Ira Puspitawati,dkk., Psikologi Faal, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan Mental. Malang: UMM Press,   1999
http://id.wikipedia.org/wiki/otak, diakses pada 8Maret 2014
maryabidan.wordpress.com/sistem-endokrin-pada-manusia, diakses pada 07      Maret 2014




[1]http://id.wikipedia.org/wiki/otak, diakses pada 8Maret 2014
[2]Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan Mental (Malang:UMM Press, 1999) hlm.73
[3]Ibid., hlm.74
[4]Ira Puspitawati,dkk., Psikologi Faal, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.39
[5]Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan Mental..., hlm.76
[6]Ibid., hlm.11
[7]maryabidan.wordpress.com/sistem-endokrin-pada-manusia, diakses pada 07 Maret 2014
[8]Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan Mental..., hlm.80         
[9]Ibid., hlm 80
[10]Ibid., hlm 81
[11]Ibid., hlm 86
[12]Ibid., hlm 88
[13]Ibid., hlm 88
[14] J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2011) , hlm.147
[15]Ibid., hlm 89
[16]Ibid., hlm 89

Tidak ada komentar:

Posting Komentar