BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada manusia. Terdapat empat faktor
yang berhubungan dengan kesehatan mental yaitu biologis, psikologis lingkungan
dan sosial budaya.
Pada
awalnya orang memahami bahwa hubungan aspek badaniyah dengan jiwa adalah
hubungan spiritual, yang tidak terjelaskan secara ilmiah. Belakangan,
pengertian hubungan keduanya dapat di pahami berdasarkan prinsip ilmu
pengetahuan.
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang
dimensi biologis terhadap kesehatan mental.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana penjelasan mengenai otak manusia?
2.
Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan otak?
3.
Bagaimana penjelasan mengenai sistem endokrin pada manusia?
4.
Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan sistem
endokrin?
5.
Bagaimana penjelasan tentang genetik pada manusia?
6.
Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan keruusakan
genetik?
7.
Bagaimana penjelasan tentang sensori pada manusia?
8.
Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan sensori?
9.
Bagaimana penjelasan tentang kondisi ibu selama kehamilan?
10.
Apa saja gangguan mental yang berhubungan dengan kondisi ibu selama
kehamilan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui tentang otak manusia.
2.
Mengetahui gangguan mental
yang berhubungan dengan kerusakan otak.
3.
Mengetahui tentang sistem endokrin pada manusia.
4.
Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan sistem
endokrin.
5.
Mengetahui tentang genetik pada manusia.
6.
Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan keruusakan
genetik.
7.
Mengetahui tentang sensori pada manusia.
8.
Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan kerusakan
sensori.
9.
Mengetahui tentang kondisi ibu selama kehamilan.
10.
Mengetahui gangguan mental yang berhubungan dengan kondisi ibu
selama kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia
mengenal dirinya pada mulanya dari dimensi biologisnya, dan dia memanfaatkan
anggota badannya untuk memenuhi kebutuhannya dalam berbagai aktivitas yang
dilakukannya. Tidak ada aktifitas kemanusiaan yang tidak melibatkan dimensi
biologis ini. Berbagai penelitian telah memberikan kesimpulan yang meyakinkan
bahwa faktor biologis memberikan kontribusi besar bagi kesehatan mental.
Pada bagian ini akan di jelaskan tentang hubungan
tersebut, khususnya beberapa aspek biologis yang secara langsung berpengaruh
terhadap kehidupan kesehatan mental, di antaranya: otak, sistem endokrin,
genetik, sensori, kondisi ibu selama hamil.
A.
Otak
Otak manusia
adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc
dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan
mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab
terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia.[1]
1.
Bagian-bagian otak
Otak terdiri dari otak besar (cerebrum), otak tengah (mesensephalon),
otak kecil (cerebellum), sum-sum lanjutan (medulla oblongata)
dan jembatan varol (pons varoli).
Masing-masing
bagian otak itu memiliki fungsi sendiri. Otak besar merupakan sumber kesadaran.
Selain area asosiasi yang menghubungkan antara area motor dan sensorik, juga
berperan dalam proses belajar, dan berfikir. Otak tengah berfungsi
mengatur kelenjar endokrin, lobus optikus, dan pusat pendengaran. Otak kecil
mengatur keseimbangan tubuh, koordinasi gerakan otot, dan posisi tubuh.
Jembatan varol merupakan penghubung otak kecil bagian kiri dan kanan, dan
penghubung otak besar dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sumsum merupakan
pengatur refleks seperti berkedip dan bersin.[2]
2. Neuron dan
Glia
Secara anatomis, otak manusia sangat rumit. Bagian yang
perlu di pahami adalah neuron dan glia yang terdapat pada otak. Neuron
merupakan sel khusus yang ada pada otak yang menjadi unit dasar sistem saraf.
Jumlah sel neuron ini di perkirakan 5 juta sel, yang di antaranya berfungsi
sebagai pusat lalu lintas informasi.
Neuron merupakan
kunci rahasia dari kegiatan belajar dan berfungsi mental. Dengan demikian
proses merekam, mengkodifikasi, mengingat, menyimpan segenap pengalaman
manusia, dan memberi instruksi-instruksi kepada segenap organ tubuh manusia
yang di anggap perlu sangat di tentukan oleh berfungsi tidaknya neuron ini.
Neuron
terdiri dari dua bagian, yaitu badan sel dan serabut-serabut. Serabut sel
neuron ini terdiri dari:
a. Dendrite yang merupakan serabut halus dan
pendek yang membawa rasngsang kebadan sel.
b. Akson
merupakan serabut agak besar dan panjang yang meneruskan rangsang dari badan
sel.
Pada orang
dewasa, setiap neuron in memiliki 200 hingga 300 dendrit yang berinterkoneksi.
Dendrite ini berfungsi menerima sinyal-sinyal biokimiawi, yang di sebut neurotransmitter,
yang di teruskan ke neuron lain, melalui akson.
Beberapa
akson, dari ratusan atau ribuan neuron berfungsi menjadi satu atau yang di
sebut sistem saraf, dan neuron itu merekat pada sel yang disebut dengan glia.[3]
3.
Pertumbuhan Otak
Perkembangan
otak sudah berkembang sejak kehidupan awal embrio pada manusia. Pada awalnya,
danal embrio terdapat suatu jaringan yang berkembang menjadi sistem saraf pusat
yang bentuknya seperti pembuluh yang berisi cairan. Indikasi pertama dari otak
yang sedang berkembang adalah 3 benjolan yang terjadi di ujung anterior
pembuluh tersebut. 3 benjolan tersebut adalah otak depan (forebrain),
otak tengah (midbrain) dan otak belakang (hindbrain). [4]
Di lihat dari
perkembangan berat otak, tampak sekali bahwa pertumbuhannya sangat cepat
justru pada lima tahun pertama. Pada saat bayi di lahirkan bayi memiliki otak
seberat 750 gram, pada usia lima tahun otak tumbuh dan berkembang menjadi
1200-1250 gram dan pada usia 18 tahun ada sedikit pertumbuhan sehingga berat
otak menjadi 1300-1500 gram. Setelah usia 18 tahun tidak terjadi lagi
pertumbuhan otak.[5]
4.
Gangguan mental akibat kerusakan otak
Gangguan
|
Simptom
|
Penyebab
|
Dimensia
|
Penurunan secara progresif kemampuan kognitif.
|
Genetik, metabolik, keracunan, infeksi, penyakit sirkulasi.
|
Epilepsi
|
Kehilangan keseimbangan dan kesadaran.
|
Trauma, infeksi, genetik.
|
Retardasi mental
|
Ketidak mampuan mental atau intelegensi subnormal.
|
Genetik, infeksi,
dan intoksikasi, trauma atau agen fisik, gangguan metabolisme,
malnutrisi,abnormalitas kromosom, dan lainnya. Infeksi pada otak.
|
Sindroma Kluver-Bucy
|
Peningkatan aktivitas seks, aktivitas seks di arahkan kepada objek yang
tidak tepat.
|
Alkoholik yang
kronis.
|
Amnesia Korsakoff
|
Kebingungan yang sangat ekstrim, perubahan kepribadian secara mencolok,
lupa mengingat peristiwa yang di alami tahun-tahun terakhir.
|
|
B.
Sistem Endokrin
Dalam menjalankan
koordinasinya, otak banyak di bantu oleh sistem endokrin. Kelenjar endokrin
merupakan senyawa kimiawi, yang mengeluarkan hormon yang di angkut ke seluruh
tubuh oleh darah.
Hormon dari sistem
endokrin dan neurotransmitter pada otak memiliki fungsi yang sama, yaitu
mengangkut pesan antar sel tubuh. Bedanya, jika neuro transmitter menyampaikan
pesan ke neuron lain yang berdekatan, sedangkan hormon menyampaikan pesan ke
seluruh tubuh.[6]
1.
Fungsi Sistem Endokrin
Fungsi
dari sistem endokrin diantaranya adalah sebagai berikut[7]:
a.
Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan
ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
b.
Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
c.
Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
d.
Merangsang pertumbuhan jaringan.
e.
Mengatur metabolisme, oksidasi,
meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
f.
Mempengaruhi metabolisme lemak, protein,
hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
2.
Macam-Macam Kelenjar Endokrin
Kelenjar
endokrin terdapat tujuh macam, yaitu: kelenjar pituitary, tiroid, paratiroid,
adrenal, gonad, timus, dan pankreas. Sebagian dari kelenjar endokrin adalah
sebagai berikut.
a.
Kelenjar pituitari
Kelenjar
pituitari merupakan kelenjar utama, karena memproduksi beberapa hormon paling
banyak dan mengendalikan pengeluaran beberapa kelenjar endokrin lain. Kelenjar
ini terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Lobus
anterior menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali
produksi sekresi semua organ endogen. Hormon yang di hasilkan itu antaranya:
Hormon pertumbuhan (somatotropin) dan hormon tirotropic yang mengendalikan
kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroxin. Sedangkan lobus posterior
menghasilkan secret dua jenis yaitu hormon Vasopresin dan oxitosid.[8]
b.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroksin. Fungsi kelenjar ini berkaitan dengan kegiatan
metabolisme pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja merangsang proses
oksidasi. Kelenjar ini dapat terganggu jika kekurangan yodium.[9]
c.
Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini
menghasilkan paratiroid, berfungsi mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan
jumlah zat tersebut di dalam darah dan tulang.
d.
Kelenjar adrenalin
Kelenjar ini
adalah kelenjar yang berfungsi menstimuli perkembangan karakteristik seks.
Kelenjar ini secara normal mulai tumbuh pada fase pubertas. Agresivitas
seseorang juga di pengaruhi produksi produksi hormon yang di hasilkan oleh
kelenjar adrenalin ini. Makanan dari daging dapat meningkatkan kerja kelenjar
adrenalin ini, sedangakan buah-buahan dan sayuran mengurangi kerja adrenalin.
Kelenjar adrenalin merupakan kelenjar yang menetukan “mood” keadaan perasaan
seseorang, ukuran energi, kemampuan menangani stress.[10]
e.
Kelenjar gonad
Kelenjar ini
adalah kelenjar yang yang memproduksi hormon seks, testees untuk laki-laki dan
ovari (sel telur) untuk wanita. Hormon ini di produksi sangat banyak sejak
pubertas.
3.
penyakit akibat kerusakan sistem endokrin
Penyakit
|
Simpotom
|
Penyebab
|
Gigantism (Marie’s
syndrom)
|
orang yang sangat tinggi dengan intelegensi rata-rata dan usia pendek.
|
Kelebihan hormon
somatotropin.
|
Kretinisme
|
kerdil, kemampuan mental rendah.
|
Kekurangan sekresi
hormon yang terjadi pada masa bayi.
|
Tetany
|
Tremor, kejang dan emosi tidak stabil.
|
kekurangan kalsium
di dalam darah atau hipokalsemia.
|
pubertas praecox
|
Pubertas dini dan IQ dibawah rata-rata.
|
Kelenjar adrenal
yang cepat tumbuh pada usia dini.
|
Euchinism
|
impotensi pada laki-laki sebelum masa pubertas
|
Disfungsi kelenjar
gonad.
|
Menopause dini
|
Depresi, insomnia dan problem emosional lain.
|
Reduksi pada hormon
hormon seks.
|
C.
Genetik
Semenjak Greor
Mendel (1822-1884) melakukan penelitian tentang penurunan sifat-sifat induk
kepada keturunannya, konsep genetic mulai dikenal. Sebelumnya
pandangan-pandangan “hereditas” di angggap tidak ilmiah, namuun dengan teori
Mendel, penurunan sifat induk-induk itu tidak lagi di anggap hanya sebagai
hipotesis belaka, tetapi terbukti secara ilmiah.
1.
Kromosom Seks dan
Otosom
Pewarisan sifaat-sifat
induk berlangsung melalui kromosom. Kromosom manusia normal sebanyak 23
pasang atau 46 buah. Sejumlah 23 kromosom di peroleh dari ayahnya dan 23
kromosom di dapatkan dari ibunya saat pembuahan. Setiap kromosom terdapat
deoxyribonucleic acid (DNA) yang memberi kode-kode genetic. Melalui DNA itulah
sifat-sifat induk diwariskan kepada keturunannya.
Kromosom manusia ada
dua macam, yaitu kromosom otosom dan kromosom seks. Kromosom otosom merupakan
kromosom pasangan pertama sampai pasangan ke 22, yang memberi tanda-tanda
sifat bagi keturunannya. Sedangkan kromosom seks adalah kromosom pasangan
ke 23, yang menentukan keturunannya. Pada laki-laki memiliki 23 pasang
kromosom yang terdiri dari 22 pasangan kromosom otosom dan sepasang kromosom
(XX) seks. Kromosom pada wanita sama halnya dengan pria memiliki 23 kromosom
yang teriri dari 22 pasang kromosom otosom dan sepasang kromosom (XY) seks.
Kromosom
seks jantan dan betina bentuk sama jika di lihat menggunakan mikroskop. Seorang
laki-laki nnormal meiliki kromosom seks XY sedangkan wanita yang normal
memiliki kromosom XX. Perbedaan pasangan kode kromosom ini terbentuk saat
proses pembuahan, yaitu kromosom X atau Y di peroleh dari pembelahan kromosom
XY dari ayahnya, sedangkan X di peroleh dari pembelahan kromosom XX dari
ibunya.[11]
2. Gangguan
mental akibat faktor genetik
Untuk membuktikan ada
tidaknya faktor pewarisan sifat-sifat genetik ini, di lakukan sejumlah
penelitian. Dari berbagai hasil penelitian genetika memberikan kesimpulan bahwa
ada pengaruh faktor genetik terahadap mentalitas manusia. Misalnya rate
konkordansi (corcondance rate) untuk scizoprenia di ketahui bahwa anak kembar
identik sebesar 50%, anak kembar tidak identik sebesar 9%, kedua orang tua
sebesar 35%-68%, saudara kandung sebesar 7,5%-8,5%, dan populasi umum sebesar%.
Penyakit
apa saja yang disebabkan oleh kelainan genetik yang mempengaruhi mental
seseorang akan tersaji dalam tabel berikut ini:
Jenis Kelainan
Genetik
|
Nama Gangguan Mental
|
Simptom
|
Penyebab
|
Trisomy
(memiliki 37
kromosom)
|
Kliner’s filter
Syndrome
|
Laki laki yang
memiliki sifat kewanitaan.
|
Kromosom ibu tidak
membelah (XXY)
|
Supermale
|
Berjambang lebat dan
berperilaku agresif.
|
Kromosom ayah tidak
membelah (XYY)
|
|
Down’s Syndrome
|
Gangguan mental
sangat berat
|
Trisomi pada
pasangan kromosom ke 21
|
|
Monosomy
|
Turner Syndrome
|
Perkembangan seksual
tidak normal pada wanita.
|
Berkromosom XO
|
D. Sensori
Sensori
merupakan aspek penting dari manusia. Sensori merupakan alat yang yang
menangkap segenap stimuli dari luar. Sensori termasuk: pendengaran,
penglihatan, perabaan, pengecapan dan penciuman. Kesempurnaan dari alat-alat
sensori akan meningkatkan kesempurnaan individu menerima informasi dari luar,
dan adanya gangguan sistem sensoris ini akan menghambat penerimaan sensori
secara baik.
Gangguan
sensori, khususnya pendengaran (tuli) dan penglihatan (buta) banyak
terjadi secara kongenetal, yaitu kecacatan yang terjadi sejak lahir. Orang yang
lahir dengan gangguan pendengaran yang berat akan berakibat gangguan bicara
(bisu), dan karena itu pula dia akan tergganggu kemampuan kognisi dan
perkembangan sosialnya.
Perkembangan
kognisi individu pada dasarnya tidak terlepas dari perkembangan dan keadaan
sensori. Jean Piaget, dalam teorinya menegaskan tentang perkembangan kognisi
ditegaskan bahwa perkembangan sonsori (dan motorik) merupakan dasar
perkembangan kognisi lebih lanjut, terhambatnya perkembangan sensori akan
mengakibatkan terganggunya perkembangan kognisinya.
Demikian
pula dengan emosi, seseorang akan mengalami gangguan paranoid, yaitu gangguan
afeksi yang ditandai dengan kecurigaan yang berlebihan kepada orang lain, dan
kecurigaan itu sebenarnya salah.[12]
E. Faktor ibu selama masa kehamilan
Faktor
ibu selama masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan mental anak, selama
berada kandungan, kesehatan janin ditentukan oleh kondisi ibu.
Faktor-faktor ibu yang turut mempengaruhi kesehatan mental anak di antaranya[13]:
1. Usia Ibu
Ibu
yang hamil pada usia terlalu muda dapat berakibat keguguran atau prematuritas.
Anak yang dilahirkan karena prematur dihubungkan dengan kemampuan intelegensi
yang rendah. Demikian juga dengan ibu yang hamil terlalu tua beresiko tinggi
kemungkinan adanya Down’s syndrome , yaitu kerusakan atau
cacat fisik bawaan disertai keterbelakangan mental.[14]
2. Nutrisi
Nutrisi
secara langsung mempengaruhi kesehatan mental anaknya yang mencakup protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan segenap zat yang dibutuhkan tubuh sangat
penting bagi pertumbuhan janin dan kesehatan anak setelah dilahirkan.
Anak-anak
yang dilahirkan dalam keadaan small for dates, yaitu anak yang
dilahirkan dalam keadaan kurus dan terlalu kecil untuk tanggalnya , disebabkan
karena faktor kekurangan nutrisi. Inu hamil yang kekurangan nutrisi tidak hanya
mempengaruhi fisik anaknya, tetapi kualitas memtalitasnya. Seperti
kecerdasannya dan emosinya.[15]
3. Obat-obatan
Obat-obatan
yang dikonsumsi ibu, khususnya alkohol, nikotin, atau obat sejenis,
mempengaruhi janin dalm kandungannya yang menyebabkan janin mengalami toksisasi
melalui plasentanya, akibatnya terjadi fetal alcohol syndrome, yaitu gangguan
pada janin akibat ibu yang mengkonsumsi alkohol saat kehamilan. Seperti
retardasi mental, keterlambatan dalm pertumbuhan, dan kelemahan koordinasi
tubuh.
4. Kesehatan Ibu
Ibu
yang menderita penyakit tertentu dapat mempengaruhi kesehatan janinnya, anak
terinfeksi melalui placenta. Ibu saat hamil menderita rubella, sifilis, atau
AIDS akan menyebabkan anak terinfeksi. Demikian juga ibu yang
muntah-muntah yang sangat berat memiliki dampak yang kurang baik bagi
perilaku anaknya, misalnya adanya hiperkenetik, gangguan tidur dan ketidak
mampuan secara umum.
Demikian
juga jika selama masa kehamilan ibu sering mengalami ganguan mental seperti
depresi atau psikosis lain dapat berakibat kondisi janin kurang sehat, bahkan
dapat berakibat tidak baik setelah anak dilahirkan. Adakalanya ibu yang tidak
sehat mentalnya, khususnya yang mengalami puerpelar psychosis tidak dapat
menerima kehadiran bayi yang dilahirkan dan dapat berupaya membunuhnya.
5. Radiasi
Selama
masa kehamilan jika ibu terpapar oleh radiasi dapat berakibat kurang sehat bagi
anak. Radiasi dapat menyebabkan kecacatan congenital bagi anak, yaitu kecacatan
yang terjadi sejak kelahiran, yang diantaranya berupa mongolisme.
6. Komplikasi Kehamilan Dan Proses Kelahiran
Komplikasi
dapat mengakibatkan anoxia, yaitu kekurangan oksigen pada janin. Anoxia dapat
mempengaruhi kesehatan anak. Jika kekurangan oksigen itu dialami janin pada
trimester pertama, dapat berakibat keguguran kandungan dan kekurangan trimester
kedua dapat berakibat lahir secara prematur dan anak mengalami cebral-palsy,
dan jika kekurangan pada janin terjadi pada trimester yang ketiga berakibat
kelahiran secara perinatal dan anak dapat mengalami hiperkenetik, sedangkan
jika kekurangan oksigen itu terjadi saat attern (mature) berakibat pada anak
lahir dengan epilepsi.[16]
BAB III
KESIMPULAN
Badan dengan segenap
unsur-unsurnya pada dasarnya tidak terlepaskan dari keseluruhan sistem mental.
Kesehatan mental secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi juga oleh
faktor biologis ini. Faktor biologis yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
mental diantaranya otak, sitem endokrin, genetik, sensori, faktor ibu selama
kehamilan.
Otak merupakan bagian
yang memerintahkan aktifitas manusia. Fungsi otak yang baik akan menimbulkan
kesehatan mental bagi kita. Sebaliknya jika fungsinya terganggu berakibat
gangguan bagi kesehatan mental.
Sistem endokrin berfungsi
mengeluarkan hormon. Kandungan hormon yang tidak normal berakibat pada
pertumbuhan yang kurang sehat. Termasuk mempengaruhi perilaku yang tidak
diharapkan. Bebrapa perilaku yang tidak sehat terjadi akibat sisitem endokrin
yang tidak normal diantaranya agresivitas, labilitas emosi, intelegensi yang
rendah, dan kecemasan.
Genetik merupakan
unsur biologis manusia yang mempengaruhi kesehatan. Genetik yang sehat dapat
menghasilkan perilaku yang sehat, semementara gagguan genetis dapat memunculkan
gangguan mental tertentu.
Faktor ibu selama
kandungan juga sangat berpengaruh pada kesehatan mental anak. Kandungan ynag
sehat memungkinkan membuahkan anak yang sehat mentalnya, sebaliknya kandungan
tertentu dapat menyebabkan gangguan kepada keturunannya.
DAFTAR
PUSTAKA
J.P.Chaplin, Kamus
Lengkap Psikologi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011
Ira
Puspitawati,dkk., Psikologi Faal, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Moeljono
Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan Mental. Malang: UMM Press, 1999
http://id.wikipedia.org/wiki/otak,
diakses pada 8Maret 2014
maryabidan.wordpress.com/sistem-endokrin-pada-manusia,
diakses pada 07 Maret 2014
[2]Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan
Mental (Malang:UMM Press, 1999) hlm.73
[4]Ira Puspitawati,dkk., Psikologi Faal,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.39
[5]Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan
Mental..., hlm.76
[7]maryabidan.wordpress.com/sistem-endokrin-pada-manusia,
diakses pada 07 Maret 2014
[8]Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan
Mental..., hlm.80
[14] J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi,
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2011) , hlm.147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar