BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tuhan Yang Maha Pemurah memberikan segenap kemampuan potensial
kepada manusia, yaitu kemampuan yang mengarah pada hubungan manusia dengan
Tuhannya dan yang mengarah para hubungan manusia dengan sesama manusia dan
dunianya. Penerapan segenap kemampuan potensial itu secara langsung berkaitan
dengan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Wujud ketaqwaan manusia pada Tuhan
hendaklah seimbang dan lengkap, mencakup hubungan manusia dengan Tuhan maupun
hubungan manusia dengan manusia dan dunianya.
Dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah yang demikian
itu, berarti yang bersangkutan dalam hidupnya akan berperilaku yang tidak
keluar dari ketentuan dan petunjuk Allah, dengan hidup serupa itu maka akan
tercapailah kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.Bebicara tentang agama
terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini
tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia
kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang
sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan
dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya syaiton.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
dengan Definisi Konseling Islam?
2.
Bagaimana
Teori-Teori Konseling dalam Islam?
3.
Bagaimana
Teknik-Teknik Konseling dalam Islam?
4.
Bagaimana
Fungsi dan Tujuan Konseling dalam Islam?
5.
Bagaimana
Perbedaan dan Persmaan Konseling dan Psikoterapi?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
Bagaimana dengan Definisi Konseling Islam.
2.
Mengetahui
Bagaimana Teori-Teori Konseling dalam Islam.
3.
Mengetahui
Bagaimana Teknik-Teknik Konseling dalam Islam.
4.
Mengetahui
Bagaimana Fungsi dan Tujuan Konseling dalam Islam.
5.
Mengetahui
Bagaimana Perbedaan dan Persmaan Konseling dan Psikoterapi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Konseling
Bimbingan berasal dari kata
“guidance” yang berarti pimpinan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata
“guidance” berasal dari kata “to guide” yang berarti menuntun, mempedomani,
menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. Pengertian bimbingan secara luas ialah
suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada
individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan
untuk memahami dirinya, menerima dirinya, merealisasikan dirinya sesuai dengan
potensi dan kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan,
baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Konseling dalam bahasa Inggris “Counseling” dikaitkan dengan kata “counsel” yang diartikan:
Konseling dalam bahasa Inggris “Counseling” dikaitkan dengan kata “counsel” yang diartikan:
1.
Nasehat
(to obtain counsel);
2.
Anjuran
(to give counsel);
3.
Pembicaraan
(to take counsel).
Dengan demikian konseling diartikan
sebagai pemberian nasehat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Sedangkan konseling menurut terminologi:
1. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling ialah proses yang
melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu klien atau
lebih, dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar
pengetahuan sitematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan
kesehatan mental klien.
2. Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu
proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan
berprilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak
terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien
untuk mengembangkan prilaku yang memungkinkannya berhubungan secara efektif
dengan dirinya dan lingkungannya.
3. Menurut Williamson, konseling diartikan sebagai suatu proses
personalisasi dan individualisasi untuk membantu seseorang dalam mempelajari
mata pelajaran di sekolah. Ciri-ciri perilaku sebagai warga negara dan
nilai-nilai pribadi dan sosial serta kebiasaan dan semua kebiasaan lainnya,
mempelajari keterampilan (skill), sikap dan kepercayaan yang dapat membantu dirinya
selaku makhluk yang dapat menyesuaikan diri secara normal.
Sedangkan definisi bimbingan dan
konseling dalam pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan,
pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik yang dapat mengembangkan potensi akal
pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi
problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar
secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan
oleh guru BK/BP dalam lingkungan sekolah/madrasah.
B. Teori-teori Konseling dalam Islam
Pada dasarnya teori konseling dalam Islam
itu berpijak dengan benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat
berlangsung dengan baik dan menghasilkan perubahan positif pada klien mengenai
paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara
berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkahlaku berdasarkan wahyu
(al-Quran) dan paradigma kenabian (as-Sunah).
Allah berfirman dalam al-Quran:
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# (
Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4
¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y (
uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. [An-Nahl (16): 125].
Ayat tersebut menjelaskan beberapa
teori atau metode dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Teori-teori tersebut
adalah sebagaimana berikut:
1.
Teori
Al-Hikmah
Sebuah pedoman, penuntun dan
pembimbing untuk memberi bantuan kepada individu yang sangat membutuhkan
pertolongan dalam mendidik dan mengembangkan eksistensi dirinya hingga ia dapat
menemukan jati diri dan citra dirinya serta dapat menyelesaikan atau mengatasi
berbagai permasalahan hidup secara mandiri. Proses aplikasi konseling teori ini
semata-mata dapat dilakukan oleh konselor dengan pertolongan Allah, baik secara
langsung maupun melalui perantara, dimana ia hadir dalam jiwa konselor atas
izin-Nya.
2.
Teori
Al-Mauidhoh Hasanah
Teori bimbingan atau konseling
dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran dari perjalanan kehidupan para Nabi
dan Rasul. Bagaimana Allah membimbing dan mengarahkan cara berfikir, cara
berperasaan, cara berperilaku serta menanggulangi berbagai problem kehidupan.
Bagaimana cara mereka membangun ketaatan dan ketaqwaan kepada-Nya.
Yang dimaksud dengan Al-Mau’izhoh
Al-Hasanah ialah pelajaran yang baik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya, yaitu
dapat membantu klien untuk menyelesaikan atau menanggulangi problem yang sedang
dihadapinya.
3.
Teori
Mujadalah yang baik
Yang dimaksud teori Mujadalah ialah
teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang dalam kebimbangan.
Teori ini biasa digunakan ketika seorang klien ingin mencari suatu kebenaran
yang dapat menyakinkan dirinya, yang selama ini ia memiliki problem kesulitan
mengambil suatu keputusan dari dua hal atau lebih; sedangkan ia berasumsi bahwa
kedua atau lebih itu lebih baik dan benar untuk dirinya. Padahal dalam
pandangan konselor hal itu dapat membahayakan perkembangan jiwa, akal pikiran,
emosional, dan lingkungannya. Prinsip-prinsip dari teori ini adalah sebagai
berikut:
a.
Harus
adanya kesabaran yang tinggi dari konselor;
b.
Konselor
harus menguasai akar permasalahan dan terapinya dengan baik;
c.
Saling
menghormati dan menghargai;
d.
Bukan
bertujuan menjatuhkan atau mengalahkan klien, tetapi membimbing klien dalam
mencari kebenaran;
e.
Rasa
persaudaraan dan penuh kasih sayang;
f.
Tutur
kata dan bahasa yang mudah dipahami dan halus;
g.
Tidak
menyinggung perasaan klien;
h.
Mengemukakan
dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan tepat dan jelas;
i.
Ketauladanan
yang sejati. Artinya apa yang konselor lakukan dalam proses konseling
benar-benar telah dipahami, diaplikasikan dan dialami konselor. Karena Allah
sangat murka kepada orang yang tidak mengamalkan apa yang ia nasehatkan kepada
orang lain. Dalam firman-Nya:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä zNÏ9 cqä9qà)s? $tB w tbqè=yèøÿs? ÇËÈ uã92 $ºFø)tB yYÏã «!$# br& (#qä9qà)s? $tB w cqè=yèøÿs? ÇÌÈ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” [Qs.
Ash-Shaff: 2-3].
Teori konseling “Al-Mujadalah bil Ahsan”, menitikberatkan kepada
individu yang membutuhkan kekuatan dalam keyakinan dan ingin menghilangkan
keraguan terhadap kebenaran Ilahiyah yang selalu bergema dalam nuraninya.
Seperti adanya dua suara atau pernyataan yang terdapat dalam akal fikiran dan
hati sanubari, namun sangat sulit untuk memutuskan mana yang paling mendekati
kebenaran.
C. Teknik-Teknik Konseling
Konseling merupakan aktifitas untuk
menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Berikut ini adalah beberapa
teknik konseling, yakni:
1. Teknik yang bersifat lahir
Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat di
lihat, di dengar atau dirasakan oleh klien (anak didik) yaitu dengan
menggunakan tangan atau lisan antara lain:
a.
Dengan
menggunakan kekuatan, power dan otoritas
b.
Keinginan,
kesungguhan dan usaha yang keras
c.
Sentuhan
tangan (terhadap klien yang mengalami stres dengan memijit di bagian kepala,
leher dan pundak)
d.
Nasehat,
wejangan, himbauan dan ajakan yang baik dan benar. Maksudnya dalam konseling,
konselor lebih banyak menggunakan lisan yang berupa pertanyaan yang harus
dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa mendapatkan
jawaban dan pernyataan yang jujur dan terbuka dari klien, maka kalimat yang
dilontarkan konselor harus mudah dipahami, sopan dan tidak menyinggung perasaan
atau melukai hati klien. Demikian pula ketika memberikan nasehat hendaklah
dilakukan denagn kalimat yang indah, bersahabat, menenangkan dan menyenangkan.
e.
Menbacakan
do'a atau berdo'a dengan menggunakan lisan
f.
Sesuatu
yang dekat dengan lisan yakni dengan air liur hembusan (tiupan)
2.
Teknik
yang Bersifat Batin
Yaitu teknik yng hanya dilakukan dalam hati dengan do'a dan harapan
namun tidak usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan
menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh bersabda
"bahwa melakukan perbuatan dan perubahan dalam hati saja merupakan
selemah-lemahnya iman".
Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan, keinginan dan
usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata melalui
perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya adalah
membimbing dan mengantarkan individu (anak didik) kepada perbaikan dan
perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri
sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan
masyarakat.
D. Fungsi dan Tujuan Konseling
Fungsi bimbingan dan konseling dapat digolongkan menjadi tiga
fungsi yaitu:
1.
Remedial
/ Rehabilitatif
Peranan remedial berfokus pada
masalah: Penyesuaian diri; Menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi; Mengembalikan
kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
2.
Fungsi
Edukatif / Pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah: Membantu
meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan; Mengidentifikasi dan
memecahkan masalah-masalah hidup; Membantu meningkatkan kemampuan
menghadapi transisi dalam kehidupan; Untuk keperluan jangka pendek, konseling
membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas,
mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi,
memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.
3.
Fungsi
Preventif dan Kuratif (Pencegahan dan Penyembuhan)
Fungsi ini membantu individu agar
dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami
masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian, dan melakukan penyembuhan
bila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif meliputi
pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan untuk mencoba mengatasi
resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.
Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam yang hubungannya
dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah spiritual (keyakinan).
Islam memberikan bimbingan kepada manusia agar kembali kepada Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Fungsi bimbingan dan konseling di sini memberikan bimbingan kepada
penyembuhan terhadap ganggauan mental berupa sikap dan cara berpikir yang salah
dalam menghadapi problem individu setelah individu dapat kembali dalam kondisi
yang bersih dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang bermanfaat
dan tidak bermanfaat, mana yang baik bagi dirinya dan orang lain atau
sebaliknya barulah dikembangkan ke arah pengembangan dan pendidikan bagi
mereka. Fokus bimbingan dan konseling Islam selain memberikan perbaikan dan
penyembuhan pada tahap mental, spiritual atau kejiwaan, dan emosional, kemudian
melanjutkan materi bimbingan dan konseling kepada pendidikan dan pengembangan
dengan menanamkan nilai-nilai dan wahyu sebagai pedoman hidup.
E.
Persamaan dan Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
Persamaan
antara konseling dan psikoterapi adalah membantu dan memberikan perubahan,
perbaikan kepada klien (yaitu, eksplorasi-diri, pemahaman-diri, dan perubahan
tindakan/perilaku) agar ia dapat sehat dan normal dalam menjalani hidup dan
kehidupannya di dunia hingga alam akhir. Keduanya juga, lazim pula mencoba
menghilangkan tingkah laku merusak-diri (self-defeating) pada klien.
Untuk Perbedaanya
yaitu sebagaimana telah disimpilkan atau disarikan oleh Prof.Dr. Prayitno MSc,
Ed dari Bloker (1966), Mowter (1950), Mohler (1971) dan Hansen dkk (1977),
bahwa secara ringkas perbedaan antara konseling dan psikoterapi adalah:
1.
Konseling
a.
Berpusat pandang masa kini dan masa yang akan
datang melihat dunia si individu
b.
Si individu tidak dianggap sakit mental
c.
Individu dianggap sebagai orang normal, hubungan
antara konselor dan klien itu sebagai teman, yaitu mereka bersama-sama
melakukan usaha untuk tujuan-tujuan tertentu, terutama bagi orang yang
ditangani tersebut.
d.
konselor mempunyai nilai-nilai dan sebagainya,
tetapi tidak akan memaksakannya kepada individu yang dibantunya
e.
konseling berpusat pada pengubahan tingkah laku,
teknik-teknik yag dipakai lebih bersifat manusiawi.
f.
konselor bekerja dengan individu yang normal yang
sedang mengalami masalah.
2.
Psikoterapi
a.
Berpusat pandang pada masa yang lalu-melihat masa
kini individu,
b.
Si individu dianggap sakit mental
c.
Si individu dianggap sebagai orang sakit-ahli
psikoterapi (terapis) tidak akan pernah meminta orang yang ditolongnya itu
untuk membantu merumuskan tujuan-tujuan,
d.
Terapis berusaha memaksakan nilai-nilai dan
sebagainya itu kepada orang yang ditolongnya
e.
Psikoterapis berpusat pada usaha pengobatan
teknik-teknik yang dipakai adalah yang telah diresepkan,
f.
terapi bekerja dengan “dunia dalam” dari
kehidupan individu yang sedang mengalami masalah berat, psikologi dalam
memegang peranan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar