BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa adalah
kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa
orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi
kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami
atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang
kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau
berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan.
Pada era sekarang
ini, perkembangan bahasa semakin pesat. Bahkan setiap daerah misalnya di
Indonesia mempunyai bahasa masing-masing yang menjadi ciri khas kebudayaan
mereka. Oleh sebab itu, bahasa merupakan hal yang menarik untuk dikaji.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian bahasa?
2.
Apa
karakterisitik bahasa?
3.
Apa
fungsi bahasa?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
pengertian bahasa.
2.
Mengetahui
karakteristik bahasa.
3.
Mengetahui
fungsi bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahasa
Bahasa adalah
kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa
orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi
kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami
atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang
kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau
berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan. Dibawah ini
ada beberapa pengertian bahasa menurut ahli[1] :
1.
Pengertian
Bahasa menurut Depdiknas, bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan
perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
2.
Pengertian
Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno bahasa merupakan struktur dan makna yang
bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
3.
Pengertian
bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bahasa berarti sistem lambang
bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat
untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk
percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
4.
Pengertian
bahasa menurut ahli sosiolingustik adalah bahasa dapat diartikan sebagai alat
untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh
bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang,
berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.[2]
5.
Pengertian
bahasa menurut Gorys Keraf, bahasa adalah alat komunikasai antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika
anggota masyarakat menginginkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, maka
orang tersebut akan menggunakan suatu bahasa yang sudah biasa dilakukan unutk
menyampaikan suatu informasi.[3]
6.
Pengertian
bahasa menurut S.S Daryanto, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer,
yang digunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerjasama,berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri, percakapan dan perkataan yang baik, tingkah laku yang
baik, sopan santun.[4]
7.
Pengertian
bahasa menurut Tarigan, bahasa merupakan sarana pencerminan keterikatan sosial
dan kesatuan bangsa. Bahasa adalah komunikasi budaya yang sangat penting.
Karena menjelaskan kebudayaan pemakai bahasa tersebut dan membudayakannya
sendiri melalui penggunaannya.[5]
Berdasarkan beberapa pengertian
bahasa tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa adalah
sistem yang teratur berupa lambang-lambang bunyi yang digunakan untuk
mengekspresikan perasaan dan pikiran bahasa tersebut.
Dalam arti dari pengertian bahasa
tersebut, hal ini menonjolkan beberapa segi sebagai berikut:
1.
Bahasa
adalah sistem. Maksudnya bahasa itu tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu baik
fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi
terikat kepada kaidah-kaidah tertentu.
2.
Sistem
bahasa itu sukarela (arbitary). Sistem berlaku secara umum, dan bahasa
merupakan peraturan yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang
memulai kalimat dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada bahasa yang
mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Dan seseorang tidak dapat menolak
aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak tunduk
kepada satu dialek tertentu.
3.
Bahasa
itu pada dasarnya adalah bunyi, dan manusia sudah menggunakan bahasa lisan
sebelum bahasa lisan seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar
menulis. Di dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat
menuliskannya. Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara),
adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan
dan tulisan itu merupakan lambang bahasa.
4.
Bahasa
itu simbol. Bahasa itu merupakan simbol-simbol tertentu. Misalnya kata ”rumah”
menggambarkan hakikat sebuah rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang
tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol atau lambang-lambang
tersebut secara proporsional.
5.
Fungsi
bahasa adalah mengekspresikan pikiran dan perasaan. Jadi tidak hanya
mengekspresikan pikiran saja. Peranan bahasa terlihat jelas dalam
mengekpresikan estetika, rasa sedih senang dalam interaksi sosial. Dalam hal
ini mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu bahasa itu
mempunyai peranan sosial, emosional disamping berperan untuk mengemukakan ide.
B.
Karakteristik Bahasa
Bahasa memiliki beberapa karakteristik, diantanya adalah[6]:
1.
Bahasa
Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan
antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan
tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu.
Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat
yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.
2.
Bersifat konvensional
Artinya setiap penutur suatu bahasa akan
mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan
mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan
kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain,
sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
3.
Bersifat
Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan
sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran
yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000
kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat
yang tidak terbatas.
4.
Bahasa
Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa
bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis,
morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja
terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang
tenggelam, tidak digunakan lagi.
5.
Bahasa
Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola
tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis
maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda
dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di
Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
6.
Bahasa
Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal,
hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan
sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat
produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif
atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari
bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.
C.
Fungsi Bahasa
Bahasa adalah alat
untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. fungsi-fungsi bahasa dapat
dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan[7].
1.
Fungsi
Personal atau Pribadi
Dilihat dari sudut penutur, bahasa
berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang
dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi
juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini
pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau
gembira.
2.
Fungsi
Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan
bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Di
sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan
kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.
3.
Fungsi
Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur
dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin
hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas
sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti
pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu,
ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga
disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak
gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak
disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.
4.
Fungsi
Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi
referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada
disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi
referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk
menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di
sekelilingnya.
5.
Fungsi
Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari segi kode yang digunakan,
bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan
untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk
membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi
dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau
menjelaskan bahasa.
6.
Fungsi
Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message)
yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat
digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang
sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini
biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang
digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.
BAB III
KESIMPULAN
pengertian bahasa
adalah sistem yang teratur berupa lambang-lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan
perasaan dan pikiran bahasa tersebut.
Bahasa memiliki
beberapa karakteristik, diantanya adalah bahasa bersifat abritrer, bersifat konvensional, bersifat produktif, bahasa
bersifat dinamis, bahasa bersifat beragam, bahasa bersifat manusiawi
Bahasa adalah alat
untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. fungsi-fungsi bahasa dapat
dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahasan menurut para ahli. Dalam http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-bahasa- apa-arti-bahasa-menurut-ahli.html, diakses pada 18 September 2014
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal
Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Keraf Gorys, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa,
Flores:Nusa Indah, 2004
S.S. Daryanto, Kamus Besar Indonesia Lengkap. Surabaya :
Apollo, 1997
Tarigan HG. Pengajaran Wacana. Bandung:Angkasa, 1987
[1] Bahasan
menurut para ahli. Dalam http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-bahasa-apa-arti-bahasa-menurut-ahli.html,
diakses pada 18 September 2014
[2] Abdul Chaer
dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik
Perkenalan Awal (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal 11
[4]
S.S. Daryanto, Kamus Besar Indonesia Lengkap. (Surabaya : Apollo, 1997)
hlm. 59
[5]
Tarigan HG. Pengajaran Wacana. (Bandung:Angkasa, 1987) hlm.43
[6] Abdul
Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal... hlm. 16
[7] Ibid.,
hlm.19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar