1. Arlynda Rizky Antry (2833123001)
2. Tri ABdul Rohman (2833123017)
PENDAHULUAN
Pendidikan dapat di kaitkan dengan suatu proses
generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena
pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek
yang dicakupnya.
Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak
pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak
didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum
yang dihubungkan dengan Islam—sebagai suatu system keagamaan—menimbulkan
pengertian-pengertian baru, yang secara implicit menjelaskan
karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.
Pengertian pendidikan dengan seluruh
totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah,
ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini
mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta
lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain.
Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam:
informal, formal dan non formal. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam
sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk
beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
PEMBAHASAN
Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani
dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian
utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yg memiliki nilai-nilai agama Islam
memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan
bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan
pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri
berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adl mewujudkan tujuan
ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Menurut Hasan Langgulung yg dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan
Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :
1.
Menyiapkan generasi muda utk memegang peranan-peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yg akan datang. Peranan ini berkaitan erat dgn kelanjutan
hidup masyarakat sendiri.
2. Memindahkan ilmu
pengetahuan yg bersangkutan dgn peranan-peranan tersebut dari generasi tua
kepada generasi muda.
3. Memindahkan nilai-nilai yg
bertujuan utk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yg menjadi syarat
mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
4. Mendidik anak agar beramal
di dunia ini utk memetik hasil di akhirat.
An-Naquib Al-Atas yg dikutip oleh Ali mengatakan
pendidikan Islam ialah usaha yg dialakukan pendidik terhadap anak didik utk
pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yg benar dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan
tempat Tuhan yg tepat di dalam tatanan wujud dan keberadaan (1999: 10 ).
Adapun Mukhtar Bukhari yg dikutip oleh Halim Soebahar
mengatakan pendidikan Ialam adl seganap kegiatan yg dilakukan seseorang atau
suatu lembaga utk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa dan
keseluruhan lembaga-lembaga pendidikan yg mendasarkan program pendidikan atau
pandangan dan nilai-nilai Islam (2002: 12).
Pendidikan Islam merupakan jenis pendidikan yg pendirian
dan penyelenggaraan didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita utk
mengejewantahkan nilai-nilai Islam baik yg tercermin dalam nama lembaga maupun
dalam kegiatan-kegiatan yg diselenggarakan (Soebahar 2002: 13).
Kendati dalam peta pemikiran Islam upaya menghubungkan
Islam dgn pendidikan masih diwarnai banyak perdebatan namun yg pasti relasi
Islam dgn pendidikan bagaikan dua sisi mata uang mereka sejak awal mempunyai
hubungan filosofis yg sangat mendasar baik secara ontologis epistimologis
maupun aksiologis.
Yang dimaksud dgn pendidikan Islam disini adl : pertama ia merupakan suatu upaya atau proses yg dilakukan secara sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup demi keselamatan di dunia dan akherat. Kedua merupakan usaha yg sistimatis pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak didik atau tiap individu dalam memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh demi terbentuk kepribadian yg utama menurut ukuran islam. Dan ketiga merupakan segala upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik utk diarahkan mengikuti jalan yg islami demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.
Yang dimaksud dgn pendidikan Islam disini adl : pertama ia merupakan suatu upaya atau proses yg dilakukan secara sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup demi keselamatan di dunia dan akherat. Kedua merupakan usaha yg sistimatis pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak didik atau tiap individu dalam memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh demi terbentuk kepribadian yg utama menurut ukuran islam. Dan ketiga merupakan segala upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik utk diarahkan mengikuti jalan yg islami demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.
Menurut Fadlil Al-Jamali yg dikutip oleh Muzayyin Arifin
pendidikan Islam adl proses yg mengarahkan manusia kepada kehidupan yg baik dan
mengangkat derajat kemanusiaan sesuai dgn kemampuan dasar (fitroh) dan
kemampuan ajar (2003: 18).
Maka dgn demikian pendidikan Islam dari beberapa
pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Islam sebagai usaha
membina dan mengembangkan pribadi manusia baik dari aspek rohaniah jasmaniah dan
juga harus berlangsung secara hirarkis. oleh krn itu pendidikan Islam merupakan
suatu proses kematangan perkembangan atau pertumbuhan baru dapat tercapai
bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan
inovatif.
Pendidikan islam sebagaimana rumusan diatas menurut Abd Halim Subahar ( 1992 : 64) memiliki
beberapa prinsip yg membedakan dgn pendidikan lain Prinsip Pendidikan islam
antara lain :
1. Prinsip tauhid
2. Prinsip Integrasi
3. Prinsip Keseimbangan
4. Prinsip persamaan
5. Prinsip pendidikan seumur
hidup dan
6. Prinsip keutamaan.
Sedangkan tujuan pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk membentuk akhlakul
karimah.
2. Membantu peserta didik
dalam mengembangkan kognisi afeksi dan psikomotori guna memahami menghayati dan
mengamalkan ajaran islam sebagai pedoman hidup sekaligus sebagai kontrol
terhadap pola fikir pola laku dan sikap mental.
3. Membantu peserta didik
mencapai kesejahteraan lahir batin dangan membentuk mereka menjadi manusia beriman bertaqwa berakhlak mulia
memiliki pengetahuan dan keterampilan berkepribadian integratif mandiri dan
menyadari sepenuh peranan dan tanggung jawab diri di muka bumi ini sebagai
abdulloh dan kholifatulloh.
Dengan demikian sesungguh pendidikan islam tak saja fokus
pada education for the brain tetapi juga pada education for the heart.
Dalam pandangan islam krn salah satu misi utama pendidikan islam adl dalam
rangka membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin maka ia harus
seimbang sebab bila ia hanya focus pada pengembangan kreatifiats rasional
semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional maka manusia tak akan dapat
menikmati nilai kemajuan itu sendiri bahkan yg terjadi adl demartabatisasi yg
menyebabkan manusia kehilangan identitas dan mengalami kegersangan psikologis
dia hanya meraksasa dalam tehnik tapi merayap dalam etik.
Demikian pula pendidikan islam mesti bersifat
integralitik arti ia harus memandang manusia sebagai satu kesatuan utuh
kesatuan jasmani rohani kesatuan intelektual emosional dan spiritual kesatuan
pribadi dan sosial dan kesatuan dalam melangsungkan mempertahankan dan
mengembangkan hidup dan kehidupannya.
Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dalam tiap aktivitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu
pengetahuan budaya dan sebagai agen perubahan sosial pendidikan memerlukan satu
landasan fundamental atau basik yg kuat. Adapaun dasar yg di maksud adl dasar
pendidikan Islam suatu totalitas pendidikan yg wajib bersandar pada landasan dasar
sebagaimana yg akan dibahas dalam bagian berikut ini.
Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yg bergaerak
dalam rangka pembinaan kepribadian yg utuh paripurna atau syumun memerlukan
suatu dasar yg kokoh. kajian tentang pendidikan Islam tak lepas dari landasan
yg terkait dgn sumber ajaran Islam yaitu :
1.
Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yg disampaikan oleh Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW. Di dalam terkandung ajaran pokok yg dapat dikembangkan utk
keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yg terkandung dalam Al-Qur’an
itu terdiri dari dua prinsip besar yaitu yg berhubungan dgn masalah keimanan yg
disebut aqidah dan yg berhubungan dgn amal disebut syari’ah. Oleh krn itu
pendidikan Islam harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber dalam merumuskan
berbagai teori tentang pendidikan Islam sesuai dgn perubahan dan pembaharuan
(Darajat 2000: 19).
2.
As-Sunnah
As-Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud
dgn pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg diketahui oleh
Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan.
Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yg juga sama berisi
pedoman utk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek utk membina umat
menjadi manusia seutuh atau muslim yg bertaqwa. Untuk itulah rasul Allah menjadi
guru dan pendidik utama.
Maka dari pada itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan
pribadi manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang.
Itulah sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yg
berkaitan dgn pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap
beberapa pembenaran dan mendesak utk segara ditampilkan yaitu :
a.
Menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an yg bersifat umum
b.
Sunnah mengkhitmati Al-Qur’an.
3.
Ijtihad
Ijtihad adl istilah para fuqoha yaitu berfikir dgn
menggunakan seluruh ilmu yg dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam utk menetapkan
atau menentukan sesuatu hukum syara’ dalam hal-hal yg ternyata belum ditegaskan
hukum oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Namun dgn demikian ijtihad dalam hal ini dapat
saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan tetapi tetap
berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Oleh krn itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yg sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yg diperlukan dalam kehidupan yg senantiasa berkembang. Ijtihad dalam bidang pendidikan sejalan dgn perkembangan zaman yg semakin maju bukan saja dibidang materi atau isi melainkan juga dibidang sistem. Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yg diolah oleh akal yg sehat dari para ahli pendidikan Islam.
Oleh krn itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yg sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yg diperlukan dalam kehidupan yg senantiasa berkembang. Ijtihad dalam bidang pendidikan sejalan dgn perkembangan zaman yg semakin maju bukan saja dibidang materi atau isi melainkan juga dibidang sistem. Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yg diolah oleh akal yg sehat dari para ahli pendidikan Islam.
4.
Al-Kaun
Maksud Allah menurunkan
ayat kauniyah tersebut yaitu utk mempermudah pemahaman manusia terhadap
lingkungan sekitar sehingga dapat mengakui kebesaran seperti yg terdapat dalam
Al-Qur’an surat Ar- Ra’du ayat 3 yg berbunyi :
وهوالدي مد الارض وجعل فيها روسي وانهرا ومن كل الثمرت جعل فيها زوجين اثنين يغش اليل النهارا ن في دلك لايت لقوم يتفكرون
Arti : “Dialah Tuhan yg mmembentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung sungai-sungai padanya. Dia menjadikan pada buah-buahan berpasang-pasangan. Allah jualah yg menutup malam kepada siang sesungguh pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yg berfikir” (Depag RI 1992: 368).
Berdasarkan firman Allah di atas bahwa tiap orang berfikir harus mengakui kebesaran Allah dan hal ini relevan utk dijadikan dasar dalam pendidikan Islam.
وهوالدي مد الارض وجعل فيها روسي وانهرا ومن كل الثمرت جعل فيها زوجين اثنين يغش اليل النهارا ن في دلك لايت لقوم يتفكرون
Arti : “Dialah Tuhan yg mmembentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung sungai-sungai padanya. Dia menjadikan pada buah-buahan berpasang-pasangan. Allah jualah yg menutup malam kepada siang sesungguh pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yg berfikir” (Depag RI 1992: 368).
Berdasarkan firman Allah di atas bahwa tiap orang berfikir harus mengakui kebesaran Allah dan hal ini relevan utk dijadikan dasar dalam pendidikan Islam.
Unsur-Unsur Pendidikan Islam
Dalam implementasi fungsi pendidikan Islam sangat memperhatikan aspek yg
mendukung atau unsur yg turut mendukung terhadap tercapai tujuan dari pendidikan
Islam. Adapun unsur-unsur tersebut adl :
1.
Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Fadlil Aljamali yg dikutip oleh Abdul Halim Soebahar sebagai
berikut: Pertama mengenalkan manusia akan peran diantara sesama
(makhluk) dan tanggung jawab pribadinya. Kedua mengenalkan manusia akan
interaksi sosial dan tanggung jawab dalam tata hidup bermasyarakat. Ketiga
mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajak mereka utk mengetahui hikmah
diciptakan serta memberi kemungkinan utk mengambil manfaat dari alam tersebut. Keempat
mengenalkan manusia akan pencipta alam ini (Allah) dan memerintahkan beribadah
kepada-Nya (2002: 19-20).
Tujuan pendidikan Islam adl tercapai pengajaran pengalaman pembiasaan
penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Sedangkan menurut Zakiyah Dzarajat
tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk insan kamil dgn pola taqwa dapat
mengalami perubahan bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang.
Oleh krn itulah tujuan pendidikan Islam itu berlaku selama hidup utk
menumbuhkan memupuk mengembangkan memelihara dan mempertahankan (2000: 31).
Hal yg sama pula tujuan
pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah :
يايهاالدين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون
Arinya: “Wahai orang-orang yg beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dgn
sebenar-benar taqwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS.
3 Ali-Imron: 102).
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba yg dikutip oleh Halim Soebahar menyatakan
bahwa tujuan pendidikan Islam adl terbentuk muslim. Dan menurut bahwa tujuan
demikian identik dgn tujuan hidup tiap muslim. Adapun tujuan hidup seorang
muslim adl menghamba kepada Allah yg berkaitan dgn firman Allah
Surat Dzariat 56 yg berbunyi :
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
Artinya: “Dan aku (Allah) tak menjadikan jin dan manusia melainkan utk
meyembah-Ku”.
Dan masih banyak beberapa deskripsi yg membahas tentang tujuan pendidikan
Islam seperti konfrensi pendidikan di Islamabat tahun 1980 bahwa pendidikan
harus merealisasikan cita-cita (idealitas) Islam yg mencakup pengembangan
kepribadian muslim secara meyeluruh yg harmonis yg berdasarkan fisiologis dan
psikologis maupun yg mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan
secara berkeseimbangan sehingga terbentuklah muslim yg paripurna berjiwa
tawakkal secara total kepada Allah sebagaimana firman Allah Surat Al-An’am Ayat
162:
قل ان صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العلمين
Artinya: “Katakanlah sesungguh sholatku ibadahku hidup dan matiku hanya
bagi Allah tuhan semesta alam”. Imam Al-Ghazali mengatakan tujuan penddikan
Islam adl utk mencapai kesempurnaan manusia yg mendekatkan diri kepada Allah
dan bertujuan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. (Langgulung 1990: 9).
Maka dari pada itu tujuan pendidikan Islam dirumuskan dalam nilai-nilai
filosofis yg termuat dalam filsafat pendidikan Islam. Seperti hal dasar
pendidikan maka tujuan pendidikan Islam juga identik dgn tujuan Islam itu
sendiri. Sedanagkan Muhammad Umar Altomi Al-Zaibani yg dikutip oleh Djalaluddin
mengatakan tujuan pendidikan Islam adl utk mempertinggi nilai-nilai akhlak
hingga mencapai akhlak ul karimah. Tujuan ini sama dan sebangun dgn tujuan yg
akan dicapai oleh misi kerasulann yaitu “membimbing manusia agar berakhlak
mulia”. (2001: 90).
Maka dgn demikian tujuan pendidikan Islam yg berdasarkan deskripsi di atas
ialah menanamkan makrifat (kesadaran) dalam diri manusia terhadap diri sendiri
selaku hamba Allah kesadaran selaku anggota masyarakat yg harus meiliki rasa
tanggung jawab sosial terhadap pembinaan masyarakat serta menanamkan kemampuan
manusia utk menolak memanfaatkan alam sekitar sebagai ciptaan Allah bagi
kepentingan kesejahteraan manusia dan kegiatan ibadah kepada pencipta alam itu
sendiri.
Telah kita ketahui bahwa dasar tujuan pendidikan ditiap-tiap negara itu tak
selalu tetap sepanjang masa melainkan sering mengalami perubahan atau
pergantian sesuai dgn perkembangan zaman. Perumbakan itu biasa akibat dari
pertentangan pendirian atau ideologi yg ada di dalam masyarakat itu. Hal ini
kerap kali terjadi lebih-lebih di negara yg belum stabil kehidupan politik krn
mereka yg bertentangan itu sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting
sebagai generasi bangsa.
Sama hal dgn tujuan pendidikan di Indonesia juga selalu berubah-rubah
dikarenakan kondisi dan situasi politik tak stabil. Hal ini dibuktikan mulai
tahun 1946 sampai pada saat sekarang. Dengan demikian tujuan pendidikan itu tak
berdiri sendiri melainkan dirumuskan atas dasar hidup bangsa dan cita-cita
negara dimana pendidikan itu dilaksanakan. Sikap hidup itu dilandasi oleh
norma-norma yg berlaku bagi semua warga negara.
Oleh karena itu sebelum seseorang melaksanakan tugas kependidikan terlebih
dahulu harus memahami falsafah negara supaya norma yg melandasi hidup bernegara
itu tercermin dari tindakan agar pendidikan yg diarahkan kepada pembentukan
sikap posisi pada peserta didik hendak diperhitungkan pula bahwa manusia muda
(peserta didik) itu tak hidup tersendiri di dunia ini. (Uhbiyati
dkk2001:135-139)
2.
Subjek Pendidikan.
Subjek pendidikan adl orang yg berkenaan langsung dgn proses pendidikan
dalam hal ini pendidik dan peserta didik. Peserta didik yaitu pihak yg
merupakan sabjek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan atau tindakan
pendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah utk membawa anak didik kepada
tujuan pendidikan Islam yg dicita-citakan. Dalam PPRI No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yg dimaksud dgn peserta didik
ialah anggota masyarakat yg berusaha menyumbangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yg tersedia pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (PPRI
2005: 12)
Pendidik atau guru secara implisit ia telah merelakan diri dan memikul dan
menerima sebagai tanggung jawab pendidikan yg terpikul dipundak pada oranag
tua. (Dzarajat 2000: 39) Maka dgn demikian subjek pendidikan Islam yaitu semua
manusia yg berproses dalam dunia pendidikan baik formal informal maupunn
nonformal yg sama-sama mempunyai tujuan demi pengembangan kepribadiannya.
Sehingga menjadi insan yg mempunyai kesadaran penuh kepada sang pencipta.
3.
Kurikulum dan Materi.
Hal penting yg perlu diketahui dalam proses belajar mengajar atau proses
kependidikan dalam suatu lembaga adl kurikulum (Arifin 2003: 77). Menurut
Soedijarto yang dikutip Khoiron Rosyadi mengartikan kurikulum dgn lima
tingkatan yaitu : Pertama sebagai serangkaian tujuan yg menggambarkan
berbagai kemapuan (pengetahuan dan keterampilan) nilai dan sikap yang harus
dikuasi dan dimiliki oleh peserta didik dari suatu satuan pendidikan; Kedua sebagai
kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-bidang study yg harus
dipelajari oleh peserta didik utk menguasai serangkaian kemampuan nilai dan
sikap yg secara institusional harus dikuasi oleh peserta didik setelah selesai
dgn pendidikannya; Ketiga diartikan sebagai garis besar materi dari
suatu bidang study yg telah dipilih untuk dijadikan objek belajar. Keempat adalah
sebagai panduan dan buku pelajaran yg disusun utk menunjang terjadi proses
belajar mengajar; Kelima adalah sebagai bentuk dan jenis kegiatan
belajar mengajar yg dialami oleh para pelajar termasuk di dalam berbagai jenis
bentuk dan frekuensi evaluasi yg digunakan sebagai bagian terpadu dari strategi
belajar mengajar yg direncanakan utk dialami para pelajar. (2004:243-244). Oleh
karena itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu
lembaga kependidikan tak hanya dijabarkan serangkai ilmu pengetahuan yg harus
diajarkan pendidik kepada anak didik dan anak didik mempelajarinya. Tetapi juga
segala kegiatan yg bersifat kependidikan yg dipandanag perlu krn mempunyai
pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Adapun pengertian kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin (suatu
jarak yg harus ditempuh dalam pertandingan olahraga) kemudian yg dialihkan kedalam
pengertian pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid
terlibat didalamnya. Dan secara termenologi adl menunjukkan tentang segala mata
pelajaran yg dipelajarai dan juga semua pengalamam yangg harus diperoleh serta
semua kegiatan yang harus dilakukan anak.
Adapun yg dimaksud dgn materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam yg disusun sedemikian rupa atau disampaikan kepada anak didik.(Uhbiyati 2003:14)
Adapun yg dimaksud dgn materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam yg disusun sedemikian rupa atau disampaikan kepada anak didik.(Uhbiyati 2003:14)
Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan atau depadensi yg sangat erat
mengingat meteri merupakan integral dari kurikulum dan pencapaian materi secara
sistematis diatur dari kurikulum yg ada.
Aspek-aspek Pendidikan Islam
1.
Aspek Fikriyah Tsaqofiyah
Proyek pembinaan dalam pendidikan Islam antar
lain adalah membekali pribadi-pribadi muslim dengan wawasan-wawasan pemikiran
yang sebanyak-banyaknya. Baik wawasan pemikiran yang Islami maupun pemikiran
jahily yang mengharuskan manusia untuk mengoptimalkan fungsi akal.
Itulah sebabnya banyak sekali ayat-ayat
Al-qur’an yang mengajak akal manusia untuk melanglang buana ke sana kemari
dalam rangka pemenuhan fikriyah agar tidak terjadi kejumudan atau kedangkalan
berfikir.
Aspek ini berguna sebagai pengontrol fungsi akal dan sebagai barometer besar
tidaknya komitmen seseorang kepada Islamnya. Keluwasan wawasan berfikir tanpa
diimbangi sebuah komitmen dan keta’atan terhadap Islam akan membuahkan
model-model intelektual yang jarang melakukan ritualisasi keislaman.
Bahkan jika demikian akan terjadi lebih parah lagi dengan mengadili Tuhan
sebagai sang peletak syari’at, dengan mengatakan banyak ayat-ayat-Nya yang
keliru atau Al-qur’an tidak sesuai dengan zaman. Semuanya diakibatkan karena
kegersangan ruhiyah dan komitmen terhadap Islam itu sendiri.
3.
Aspek Jasmani
Pendidikan Islam tidak hanya mengutamakan dan mengandalkan hal-hal yang
bersifat ma’nawiyah, namun juga diarahkan untuk memperbaiki aspek jasmani yang
ada pada diri manusia.
Wujud nyata
pada pendidikan jasmani adlah bagaimana Islam menyuruh dan membimbing manusia
agar supaya selalu hidup bersih dan sebisa mungkin menghindari hal-hal yang
bisa melemahkan badan. Karena salah satu cara untuk memperjuangkan tujuan mulia
dalam pendidikan Islam dibutuhkan pribadi-pribadi yang tangguh jasmani. Sebagaimana
sabda Rasulullah:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah”. (HR: Bukhari).
4.
Aspek Loyalitas
Banyak kita jumpai mereka yang lama berkiprah dalam arena pendidikan Islam,
namun loyalitasnya tidak jelas atau bingung kemana hasil pembinaan itu
diarahkan. Ketidakjelasan loyalitas ini berawal dari kebodohan di dalam membuat
atandar penentu atau tujuan hidup, sehingga mudah sekali terkena imbas
kegoncangan dalam pola fikir yang terjadi.
Jadi tidak heran lagi, jika masih banyak para ilmuan muslim yang terjun
dalam dunia pendidikan Islam namun loyalitasnya diberikan kepada para
musuh-musuh Allah yang secara langsung tidak mereka sadari.
Di antara
keempat aspek di atas merupakan salah satu bentuk aspek yang harus diterapkan
dan kaji lebih mendalam dalam dunia pendidikan Islam, karena itu menjadi salah
satu bagian pondasi untuk kelancaran berjalannya pendidikan dalam Islam itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar