Jumat, 21 Juni 2013

Makalah Filsafat Alam (Pra-Socrates)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
                  Jikalau seseorang membaca suatu buku filsafat ilmu pengetahuan, maka substansi yang ingin dipahami adalah apa pengertian ilmu pengetahuan, atau secara sederhana apa yang dimaksud dengan hakikat ilmu pengetahuan. Filsafat merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa kita sadari telah melakukan proses berfikir dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia itu sendiri, karena manusia selalu ingin tahu dan mencari jawaban atas masalahnya. Filsafat itu sendiri adalah sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang Tuhan, alam dan manusia. Descartes (1590 –1650). Pentingnya filsafat dalam kehidupan manusia bertujuan untuk mengembalikan nilai luhur suatu ilmu agar tidak menjadi boomerang bagi kehidupan manusia itu sendiri[1]. Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof  ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof  Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat. Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer di dominasi kritik filsafat modern modern[2].

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan filsafat Alam  ?
2.      Bagaimana Filsafat Pra-Socrates ?
C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui maksud dari Filsafat Alam.
2.      Untuk menjelaskan tentang Filsafat Pra-Socrates.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat Alam
                      Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Secara epistimologi, filsafat berasal dari bahasa  Yunani  Philosophia,  dan  terdiri dari kata Philos yang berarti kesukaan atau  kecintaan  terhadap  sesuatu,  dan  kata  Sophia  yang  berarti  kebijaksanaan. Secara harafiah, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap  kebijaksanaan  (kecenderungan untuk menyenangi kebijaksanaan). Hamersma (1981: 10) mengatakan bahwa filsafat merupakan pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan Jadi, dari definisi ini nampak bahwa kajian filsafat itu sendiri adalah realitas hidup manusia yang dijelaskan secara  ilmiah   guna   memperoleh   pemaknaan   menuju   “hakikat kebenaran”[3]
                  Filsafat alam (Philosophy of Nature/Al-Falsafah Al-Thabî‘ìyah/Falsafah Al-Thabî‘ah/Al-Thabî‘îyât) adalah filsafat yang berusaha untuk menjelaskan kejadian alam, sifat-sifatnya dan hukum-hukumnya secara teoritis dan menyeluruh. Pada masa lalu filsafat alam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu-ilmu eksakta. Filsafat alam adalah ilmu-ilmu eksakta itu sendiri bagi orang Yunani, atau dia adalah ilmu alam yang menjadi lawan dari etika, metafisika dan estetika. Pada masa itu  filsafat alam mencakup isi buku-buku yang dikarang oleh Aristoteles (384-322 SM) seperti: Al-Simâ‘ Al-Thabî‘î yang berbicara tentang gerak, waktu dan tempat; Al-Nafs yang membahas tentang kehidupan dengan berbagai bentuknya; Al-Kawn wa Al-Fasâd yang berisi tentang kejadian benda dan kehancurannya; dan Al-Hayawân yang memuat studi ilmiah tetang binatang. Selain itu filsafat alam juga mencakup Holyzoisme, yaitu teori yang memandang bahwa alam semesta adalah sesuatu yang hidup dan berakal.
                  Filsafat alam yang dimiliki oleh bangsa Yunani ini kemudian berpindah ke Arab dan Barat dengan pengertian yang tak jauh berbeda. Bahkan sampai abad XVIII yang dimaksud dengan filsafat alam di Barat tak lain adalah ilmu-ilmu eksakta. Baru pada perkembangan terakhir,di saat cabang-cabang ilmu menemukan kemerdekaan dan melepaskan diri dari induknya (filsafat) dapat dipisahkan antara ilmu-ilmu eksakta dan filsafat alam. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat alam (dengan pengertian klasik) adalah cikal bakal bagi lahirnya ilmu-ilmu eksakta modern. “Filsafat alam adalah ‘al-salaf al-târîkhî al-mubâsyir (preseden historis langsung)’, dan dalam waktu yang bersamaan adalah akar yang sangat kuat—dalam bangunan peradaban—bagi ilmu-ilmu eksakta yang saat ini menempati posisi yang paling strategis dalam bangunan ilmu modern”[4].

B.     Filsafat Pra Socrates (Filosof Alam)
                  Sebelum filsafat menaiki pangung yunani, banyak pertanyaan-pertanyaan mendasar yang diajukan oleh manusia, dan pertanyaan-pertanyaan ini dijawab oleh berbagai agama. Penjelasan agama-agama ini disampaikan dari generasi ke-generasi dalam bentuk mitos. Mitos adalah cerita mengenai dewa-dewa, yang dipergunakan untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan mendasar ‘mengapa dunia ini berjalan seperti adanya’. Sekitar 600 tahun sebelum kristus lahir. Datanglah seorang filosof yang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut dikemas dalam penjelasan alamiah, tidak brnbentuk mitos. Lebih tepatnya para filosof tersebut disebut filosof alam (pra Sokrates), karena mereka terfokus pada alam.
1.      Thales
            Thales adalah seorang filosof yang berasal dari miletus, sebuah koloni yunani di asia kecil. Thales disebut-sebut sebagai bapak filsafat Yunani sebab dialah orang yang mula-mula berfilsafat. Namun sayang, filsafatnya tidak pernah ditulisnya sendiri, hanya disampaikan dari mulut ke mulut melalui murid-muridnya[5]. Dia berkelana ke berbagai negri. Salah satunya adalah mesir, dimana dia diceritakan pernah menghitung tinggi pyramid dengan cara mengukur bayangannya pada saat yang tepat, ketika panjang bayangannya sendiri sama dengan tinggi badannya. Dia juga dikisahkan pernah meramalkan terjadinya gerhana matahari secara tepat, pada 585 SM. Thales beranggapan bahwa sumber dari segala sesuatu adalah air. Dia percaya bahwa seluruh kehidupan berasal dari air dan akan lembali ke air. Dia beranggapan seperti itu mungkin, karena selama perjalanannya dimesir, dia pasti telah mengamati tanaman yang mulai tumbuh di daratan delta sungai Nil setelah surut dari banjir. Barangkali dia juga sempat mengamati, bahwa katak dan cacing muncul dari tanah yang lembab (tanah berair). Dia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi[6].
2.      Anaximander
            Anaximander adalah filosof  kedua setelah thales yang berasal dari miletus juga. Dia hidup kira-kira sama dengan masa hidup thales. Dia adalah salah satu murid thales. Dia beranggapan bahwa dunia kita hanyalah salah satu dari banyak dunia yang muncul dan sirna didalam sesuatu yang disebutnya sebagai ‘yang tak terbatas’. Tidak begitu mudah untuk menjelaskan apa yang dimaksudnya tersebut, tapi tampaknya jelas bahwa dia tidak sedang memikirkan tentang suatu zat yang dikenal sebagaimana yang dibayangkan Thales. Barangkali yang dimaksudnya adalah bahwa zat yang menjadi sumber segala sesuatu, pastilah berbeda dengan sesuatu yang dihasilkannya tersebut, karena semua benda ciptaan itu terbatas, maka sesuatu yang muncul sebelum dan sesudah benda-benda tersebut pastilah ‘tidak terbatas’. Jelas bahwa zat dasar itu tidak mungkin sesuatu yang sangat biasa seperti air ataupun yang dapat kita lihat. Meskipun tentang teori asal kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas dia tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya[7].
3.      Anaximenes
            Anaximenes adalah filosof dari meletus yang masa hidupnya kira-kira 570-526 SM. Dia adalah murit dari Anaximander. Teorinya tentang alam adalah bahwa sumber dari segala sesuatu pastilah “udara” atau “uap”. Anaximenes tentunya mengenal teorinya Thales menyangkut air. Akan tetapi dia menyangkal pendapatnya Thales, ‘dari manakah asalnya air tersebut’. Anaximenes beranggapan bahwa air adalah udara yang dipadatkan . kita mengetahui bahwa ketika hujan turun, air diperas dari udara. Jika air diperas lebih keras lagi, ia akan menjadi tanah, pikirnya. Dia mungkin pernah melihat bagaimana tanah dan pasir  terperas dari es yang meleleh. Dia juga beranggapan bahwa api adalah udara yang dijernihkan. Oleh karenanya air, tanah dan api tercipta dari udara­­­­­. Pandangan filsafatnya tentang kejadian alam ini sama dasarnya dengan pandangan gurunya. Ia mengajarkan bahwa barang yang asal itu satu dan tidak berhingga[8].
4.      Parmenides
            Sejak sekitar 500 SM, ada sekelompok filosof dikoloni Yunani Elea di Italya selatan. “orang-orang Elea” ini tertarik pada masalah ini. Yang paling penting diantara filosof ini adalah Parmenides (kira-kira 540-480 SM). Parmenides beranggapsn bahwa segala sesuatu yang ada pasti telah selalu ada. Gagasan ini tidak asing bagi rakyat Yunani. Mereka menganggap sudah selayaknya bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini abadi. Tidak ada sesuatu yang dapat muncul dari ketiadaan, dan tidak ada sesuatu yang menjadi tiada, piker Parmenides. Namun Parmenides membawa gagasan itu lebih jauh lagi. Dia beranggapan bahwa tidak ada yang disebut perubahan actual, tidak ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Parmenides sadar bahwa indranya melihat dunia ini selalu berubah, tapi dia lebih memilih akal daripada indranya. Dia yakin bahwa indra-indra manusia memberikan gambaran yang tidak tepat tentang dunia, suatu gambaran yang tidak sama deengan gambaran akal manusia. Keyakinan yang tidak tergoyahkan pada akal manusia disebut rasionalisme. Rasionalisme adalah seseorang yang percaya bahwa akal manusia merupakan sumber utama pengetahuan tentang dunia. Dalam masalah ini Parmenides mengemukakan dua pandangan.
a)      Bahwa tidak ada sesuatu yang dapat berubah.
b)      Bahwa persepsi indra kita tidak dapat dipercaya.
5.      Heraclitus
            Rekan sezaman Parmenides adalah Heraclitus yang hidup kira-kira 540-480 SM. Dia berasal dari Ephesus di Asia kecil. Menurut Heraclitus, tidak ada satupun hal di alam semesta ini yang bersifat tetap, semuanya mengalir dan berada dalam proses ‘menjadi’. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap.[9]" Dia beranggapan bahwa perubahan terus menerus adalah ciri alam yang paling  mendasar. Dapat dikatakan, bahwa Heraclitus mempunyai keyakinan yang lebih besar pada apa yang dilihatnya dari pada yang dirasakannya. “segala sesuatu terus mengalir”, kata Heraclitus. Segala sesuatu mengalamiperubahan terus-menerus dan selalu bergerak, tidak ada yang menetap, karena itu kita ‘tidak dapat melompat di sungai yang sama’. Heraclitus mengemukakan bahwa dunia itu dicirikan dengan adanya kebalkan. Jika, kita tidak pernah sakit, maka kita tidak akan pernah tahu seperti apa sehat itu, jia kita tidak pernah lapar kita tidak akan tahu bagaimana rasanya kenyang, jika kita tidak pernah miskin, kita tidak akan pernah tahu bagaimana kaya itu, dan lain sebagainya. Sebagaimana Parmenides Heraclitus mengemukakan dua pandangan tentang ala mini.
a)       Bahwa segala sesuatu berubah.
b)      Bahwa persepsi indra kita dapat dipercaya.
6.      Empedocles
            Mungkin, kedua filosof diatas saling bertentangan, akan tetapi disini, Empedocles akan menengahi kedua pendapat yang saling bertentangan tersebut. Empedocles adalah filosof dari Sicilia. Dia hidup kira-kira 490-430 SM. Empedocleslah yang menuntun kedua filosof tersebut -Parmenides dan Heraclitus- keluar dari kekacauan yang telah mereka masuki itu.Dia menganggap bahwa mereka benar dalam satu sisi, dan salah dalam sisi yang lain. Ia mengajarkan bahwa alam ini pada mulanya satu yaitu disatukan oleh cinta. Cinta merupakan kodrat yang membawa bersatu dan bercampur. Tetapi alam yang satu tadi dipecah oleh benci yang mana benci membalikan semua keadaan tersebut sehingga semua terpisah-pisah dan tidak ada yang bercampur lagi. Dalam keadaan yang dikuasai oleh benci tersebut barang satu-satunya pun tidak ada, yang ada hanyalah anasir yang empat yang tidak bercampur sedikitpun juga[10].
            Air jelas tidak dapat berubah menjadi kupu-kupu atau yang lain. Air murni akan selalu menjadi air. Maka, Parmenides benar dengan keyakinannya, bahwa ‘tidak ada sesuatu yang berubah’. Namun, pada saat yang sama dia membenarkan pendapatnya Heraclirus, bahwa kita harus mempercayai apa yang ditangkap indra kita. Bahwa, ‘alam ini berubah’. Empedocles menyimpulkan, bahwa gagasan mengenai zat dasar itulah yang harus ditolak, baik air atau udara semata-mata tidak dapat berubah menjadi kupu-kupu ataupun serumpun bunga mawar yang begitu cantik dan indah. Sumber alam tidak mungkin hanya satu unsure saja. Empedocles yakin bahwa alam ini terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api dan udara. Semua proses alam terjadi karena bergabung atau terpisahnya empat unsur tersebut[11].






7.      Democritus 460 SM - 370 SM
            Democritus yang lahir di Abdera adalah seorang filsuf Yunani yang mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi. Karyanya dijadikan sebagai pelopor ilmu fisika materi yang menutup kemungkinan adanya intervensi Tuhan atau Dewa. Dalam bidang Astronomi dia juga orang pertama yang menyatakan pendapat bahwa galaxi Bima Sakti adalah kumpulan cahaya, gugusan bintang yang letaknya saling berjauhan. Teori Democritus (yang tidak diterima oleh Aristoteles) tidak diacuhkan orang selama Abad Pertengahan dan punya sedikit pengaruh terhadap ilmu pengetahuan. Meski begitu beberapa ilmuwan terkemuka dari abad ke-17 (termasuk Isaac Newton) mendukung pendapat serupa. Tetapi, tak ada teori atom dikemukakan ataupun digunakan dalam penyelidikan ilmiah. Dan lebih penting lagi tak ada seorang pun yang melihat adanya hubungan antara spekulasi filosofis tentang atom dengan hal-hal nyata di bidang kimia. sampai Dalton muncul menyuguhkan "teori kuantitatif" yang jelas dan jemih yang dapat digunakan dalam penafsiran percobaan kimia dan dapat dicoba secara tepat di laboratorium. - Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/10/tokoh-pra-socrates-pythagoras-dan.html







BAB III
A.     KESIMPULAN
                  Dari beberapa keterangan yang ada di atas dapat di simpulkan bahwa, Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu dan filsafat pra Socrates ditandai usaha mencari asal (asas) segala sesuatu (arche) tidakkah dibalik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya satu azas?  Thales mengusulkan air, Anaximandros: yang tak terbatas, Anaximenes: api-udara-tanah-air, Pythagoras dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Herakleitos mengajar bahwa segala Sesuatu mengalir

B.     SARAN
                  Di sarankan kepada pembaca, supaya lebih memahami tentang Filsafat Umum agar lebih baik mencari referensi lain selain makalah ini. Karena makalah ini jauh dari kata Sempurna untuk di jadikan sebuah buku pedoman dalam sistem pembelajaran dan penulis  mengharapkan saran dan kritik dari bapak dosen untuk perbaikan makalah ini.


Daftar Pustaka

            http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/latar-belakang-munculnya-filsafat.html. October01, 2012. 9:48 PM
            http://muhammadalisunan.blogspot.com/2012/05/makalah-filsafat-alam.html. September30, 2012. 9:13 PM
            http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/09/filsafat-pra-socrates.html. October01, 2012. 10:58 PM
            http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/. October01, 2012. 10:31 PM
            http://duniafilosof.blogspot.com/2012/03/filsafat-pra-socrates.html. October01, 2012. 10:42 PM
            http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/09/filsafat-pra-socrates.html. October01, 2012. 10:54 PM







                [1]  http://indrasahabateidelweis.blogspot.com/2012/03/filsafat-pra-sokrates.html. October02, 2012. 9:28 PM

                [2] http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/latar-belakang-munculnya-filsafat.html. October01, 2012. 9:48 PM
                [3] http://muhammadalisunan.blogspot.com/2012/05/makalah-filsafat-alam.html. September30, 2012. 9:13 PM
                [4] http://mizanis.wordpress.com/kajian/ke-arah-filsafat-ilmu-islam/filsafat-alam-dalam-ilmu-kalam/. September28, 2012. 1.03 PM
                [5] http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/09/filsafat-pra-socrates.html. October01, 2012. 10:58 PM
                [6] http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/. October01, 2012. 10:31 PM
                [7] http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/. October01, 2012. 10:34 PM
                [8] http://duniafilosof.blogspot.com/2012/03/filsafat-pra-socrates.html. October01, 2012. 10:42 PM
                [9] http://nurwitakd.blogspot.com/2011/09/perkembangan-filsafat-yunani-kuno-pra.html. October01, 2012. 10:46 PM
                [10] http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/09/filsafat-pra-socrates.html. October01, 2012. 10:54 PM
                [11] http://filsafat-philosufie.blogspot.com/2012/01/filsafat-pra-socrates-filosof-alam.html, September28, 2012. 1:13 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar