BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jikalau seseorang membaca
suatu buku filsafat ilmu pengetahuan, maka substansi yang ingin dipahami adalah
apa pengertian ilmu pengetahuan, atau secara sederhana apa yang dimaksud dengan
hakikat ilmu pengetahuan. Filsafat merupakan suatu hal yang penting dalam
kehidupan manusia, tanpa kita sadari telah melakukan proses berfikir dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia itu sendiri, karena manusia
selalu ingin tahu dan mencari jawaban atas masalahnya. Filsafat itu sendiri
adalah sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang Tuhan, alam dan manusia.
Descartes (1590 –1650). Pentingnya filsafat dalam kehidupan manusia bertujuan
untuk mengembalikan nilai luhur suatu ilmu agar tidak menjadi boomerang bagi
kehidupan manusia itu sendiri[1]. Banyak
yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang
beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya
sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta
pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama
yang bisa diberi gelar filosof ialah
Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah:
Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan
Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah
filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat. Filsafat
dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan
filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh
rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama
Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan
filsafat kontemporer di dominasi kritik filsafat modern modern[2].
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang di maksud dengan filsafat Alam ?
2.
Bagaimana
Filsafat
Pra-Socrates ?
C. Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
maksud dari Filsafat Alam.
2.
Untuk
menjelaskan tentang Filsafat
Pra-Socrates.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Alam
Filsafat adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Secara epistimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, dan terdiri
dari kata Philos yang berarti
kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan
kata Sophia yang berarti kebijaksanaan. Secara
harafiah, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap
kebijaksanaan (kecenderungan untuk menyenangi kebijaksanaan).
Hamersma (1981: 10) mengatakan bahwa filsafat merupakan pengetahuan metodis,
sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan Jadi, dari definisi ini
nampak bahwa kajian filsafat itu sendiri adalah realitas hidup manusia yang
dijelaskan secara ilmiah guna memperoleh
pemaknaan menuju “hakikat kebenaran”[3]
Filsafat alam (Philosophy
of Nature/Al-Falsafah Al-Thabî‘ìyah/Falsafah Al-Thabî‘ah/Al-Thabî‘îyât)
adalah filsafat yang berusaha untuk menjelaskan kejadian alam, sifat-sifatnya
dan hukum-hukumnya secara teoritis dan menyeluruh. Pada masa lalu filsafat alam
tidak dapat dipisahkan dengan ilmu-ilmu eksakta. Filsafat alam adalah ilmu-ilmu
eksakta itu sendiri bagi orang Yunani, atau dia adalah ilmu alam yang menjadi
lawan dari etika, metafisika dan estetika. Pada masa itu filsafat alam
mencakup isi buku-buku yang dikarang oleh Aristoteles (384-322 SM) seperti: Al-Simâ‘
Al-Thabî‘î yang berbicara tentang gerak, waktu dan tempat; Al-Nafs
yang membahas tentang kehidupan dengan berbagai bentuknya; Al-Kawn wa
Al-Fasâd yang berisi tentang kejadian benda dan kehancurannya; dan Al-Hayawân
yang memuat studi ilmiah tetang binatang. Selain itu filsafat alam juga
mencakup Holyzoisme, yaitu teori yang memandang bahwa alam semesta adalah
sesuatu yang hidup dan berakal.
Filsafat alam yang
dimiliki oleh bangsa Yunani ini kemudian berpindah ke Arab dan Barat dengan
pengertian yang tak jauh berbeda. Bahkan sampai abad XVIII yang dimaksud dengan
filsafat alam di Barat tak lain adalah ilmu-ilmu eksakta. Baru pada
perkembangan terakhir,di saat cabang-cabang ilmu menemukan kemerdekaan dan
melepaskan diri dari induknya (filsafat) dapat dipisahkan antara ilmu-ilmu
eksakta dan filsafat alam. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat
alam (dengan pengertian klasik) adalah cikal bakal bagi lahirnya ilmu-ilmu
eksakta modern. “Filsafat alam adalah ‘al-salaf al-târîkhî al-mubâsyir (preseden
historis langsung)’, dan dalam waktu yang bersamaan adalah akar yang sangat
kuat—dalam bangunan peradaban—bagi ilmu-ilmu eksakta yang saat ini menempati
posisi yang paling strategis dalam bangunan ilmu modern”[4].
B. Filsafat Pra Socrates (Filosof Alam)
Sebelum filsafat menaiki
pangung yunani, banyak pertanyaan-pertanyaan mendasar yang diajukan oleh
manusia, dan pertanyaan-pertanyaan ini dijawab oleh berbagai agama. Penjelasan
agama-agama ini disampaikan dari generasi ke-generasi dalam bentuk mitos. Mitos
adalah cerita mengenai dewa-dewa, yang dipergunakan untuk menjelaskan
pertanyaan-pertanyaan mendasar ‘mengapa dunia ini berjalan seperti adanya’. Sekitar
600 tahun sebelum kristus lahir. Datanglah seorang filosof yang mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut dikemas dalam
penjelasan alamiah, tidak brnbentuk mitos. Lebih tepatnya para filosof tersebut
disebut filosof alam (pra Sokrates), karena mereka terfokus pada alam.
1. Thales
Thales adalah seorang filosof yang
berasal dari miletus, sebuah koloni yunani di asia kecil. Thales
disebut-sebut sebagai bapak filsafat Yunani sebab dialah orang yang mula-mula
berfilsafat. Namun sayang, filsafatnya tidak pernah ditulisnya sendiri, hanya
disampaikan dari mulut ke mulut melalui murid-muridnya[5]. Dia berkelana ke berbagai negri. Salah satunya adalah
mesir, dimana dia diceritakan pernah menghitung tinggi pyramid dengan cara
mengukur bayangannya pada saat yang tepat, ketika panjang bayangannya sendiri
sama dengan tinggi badannya. Dia juga dikisahkan pernah meramalkan terjadinya
gerhana matahari secara tepat, pada 585 SM.
Thales beranggapan bahwa sumber dari segala sesuatu adalah air. Dia percaya
bahwa seluruh kehidupan berasal dari air dan akan lembali ke air. Dia
beranggapan seperti itu mungkin, karena selama perjalanannya dimesir, dia pasti
telah mengamati tanaman yang mulai tumbuh di daratan delta sungai Nil setelah
surut dari banjir. Barangkali dia juga sempat mengamati, bahwa katak dan cacing
muncul dari tanah yang lembab (tanah berair). Dia juga seorang ahli politik
yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk
mempelajari ilmu matematik dan astronomi[6].
2. Anaximander
Anaximander adalah filosof kedua setelah thales yang berasal dari miletus
juga. Dia hidup kira-kira sama dengan masa hidup thales. Dia adalah salah satu
murid thales. Dia beranggapan bahwa dunia kita hanyalah salah satu dari banyak
dunia yang muncul dan sirna didalam sesuatu yang disebutnya sebagai ‘yang tak
terbatas’. Tidak begitu mudah untuk menjelaskan apa yang dimaksudnya tersebut,
tapi tampaknya jelas bahwa dia tidak sedang memikirkan tentang suatu zat yang
dikenal sebagaimana yang dibayangkan Thales. Barangkali yang dimaksudnya adalah
bahwa zat yang menjadi sumber segala sesuatu, pastilah berbeda dengan sesuatu
yang dihasilkannya tersebut, karena semua benda ciptaan itu terbatas, maka
sesuatu yang muncul sebelum dan sesudah benda-benda tersebut pastilah ‘tidak
terbatas’. Jelas bahwa zat dasar itu tidak mungkin sesuatu yang sangat biasa
seperti air ataupun yang dapat kita lihat. Meskipun tentang teori asal kejadian
alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas dia
tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya[7].
3. Anaximenes
Anaximenes adalah filosof dari
meletus yang masa hidupnya kira-kira 570-526 SM. Dia adalah murit dari
Anaximander. Teorinya tentang alam adalah bahwa sumber dari segala sesuatu
pastilah “udara” atau “uap”. Anaximenes tentunya mengenal teorinya Thales
menyangkut air. Akan tetapi dia menyangkal pendapatnya Thales, ‘dari manakah
asalnya air tersebut’. Anaximenes beranggapan bahwa air adalah udara yang
dipadatkan . kita mengetahui bahwa ketika hujan turun, air diperas dari udara.
Jika air diperas lebih keras lagi, ia akan menjadi tanah, pikirnya. Dia mungkin
pernah melihat bagaimana tanah dan pasir terperas dari es yang meleleh.
Dia juga beranggapan bahwa api adalah udara yang dijernihkan. Oleh karenanya
air, tanah dan api tercipta dari udara. Pandangan filsafatnya tentang
kejadian alam ini sama dasarnya dengan pandangan gurunya. Ia mengajarkan bahwa
barang yang asal itu satu dan tidak berhingga[8].
4. Parmenides
Sejak sekitar 500 SM, ada sekelompok
filosof dikoloni Yunani Elea di Italya selatan. “orang-orang Elea” ini tertarik
pada masalah ini. Yang paling penting diantara filosof ini adalah Parmenides
(kira-kira 540-480 SM). Parmenides beranggapsn bahwa segala sesuatu yang ada
pasti telah selalu ada. Gagasan ini tidak asing bagi rakyat Yunani. Mereka
menganggap sudah selayaknya bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini abadi.
Tidak ada sesuatu yang dapat muncul dari ketiadaan, dan tidak ada sesuatu yang
menjadi tiada, piker Parmenides. Namun Parmenides membawa gagasan itu lebih
jauh lagi. Dia beranggapan bahwa tidak ada yang disebut perubahan actual, tidak
ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Parmenides sadar bahwa indranya
melihat dunia ini selalu berubah, tapi dia lebih memilih akal daripada
indranya. Dia yakin bahwa indra-indra manusia memberikan gambaran yang tidak
tepat tentang dunia, suatu gambaran yang tidak sama deengan gambaran akal
manusia. Keyakinan yang tidak tergoyahkan pada akal manusia disebut
rasionalisme. Rasionalisme adalah seseorang yang percaya bahwa akal manusia
merupakan sumber utama pengetahuan tentang dunia. Dalam masalah ini Parmenides
mengemukakan dua pandangan.
a)
Bahwa
tidak ada sesuatu yang dapat berubah.
b)
Bahwa
persepsi indra kita tidak dapat dipercaya.
5.
Heraclitus
Rekan sezaman Parmenides adalah
Heraclitus yang hidup kira-kira 540-480 SM. Dia berasal dari Ephesus di Asia
kecil. Menurut Heraclitus, tidak ada satupun hal di alam semesta ini yang
bersifat tetap, semuanya mengalir dan berada dalam proses ‘menjadi’. Ia
terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti,
"semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap.[9]"
Dia beranggapan bahwa perubahan terus menerus adalah ciri alam yang paling mendasar. Dapat dikatakan, bahwa Heraclitus
mempunyai keyakinan yang lebih besar pada apa yang dilihatnya dari pada yang
dirasakannya. “segala sesuatu terus mengalir”, kata Heraclitus. Segala sesuatu mengalamiperubahan
terus-menerus dan selalu bergerak, tidak ada yang menetap, karena itu kita
‘tidak dapat melompat di sungai yang sama’. Heraclitus mengemukakan bahwa dunia
itu dicirikan dengan adanya kebalkan. Jika, kita tidak pernah sakit, maka kita
tidak akan pernah tahu seperti apa sehat itu, jia kita tidak pernah lapar kita
tidak akan tahu bagaimana rasanya kenyang, jika kita tidak pernah miskin, kita
tidak akan pernah tahu bagaimana kaya itu, dan lain sebagainya. Sebagaimana
Parmenides Heraclitus mengemukakan dua pandangan tentang ala mini.
a)
Bahwa
segala sesuatu berubah.
b)
Bahwa
persepsi indra kita dapat dipercaya.
6. Empedocles
Mungkin, kedua filosof diatas saling
bertentangan, akan tetapi disini, Empedocles akan menengahi kedua pendapat yang
saling bertentangan tersebut. Empedocles adalah filosof dari Sicilia. Dia hidup
kira-kira 490-430 SM. Empedocleslah yang menuntun kedua filosof tersebut
-Parmenides dan Heraclitus- keluar dari kekacauan yang telah mereka masuki
itu.Dia menganggap bahwa mereka benar dalam satu sisi, dan salah dalam sisi
yang lain. Ia mengajarkan bahwa alam ini pada mulanya satu yaitu disatukan oleh
cinta. Cinta merupakan kodrat yang membawa bersatu dan bercampur. Tetapi alam
yang satu tadi dipecah oleh benci yang mana benci membalikan semua keadaan
tersebut sehingga semua terpisah-pisah dan tidak ada yang bercampur lagi. Dalam
keadaan yang dikuasai oleh benci tersebut barang satu-satunya pun tidak ada,
yang ada hanyalah anasir yang empat yang tidak bercampur sedikitpun juga[10].
Air jelas tidak dapat berubah
menjadi kupu-kupu atau yang lain. Air murni akan selalu menjadi air. Maka,
Parmenides benar dengan keyakinannya, bahwa ‘tidak ada sesuatu yang berubah’. Namun,
pada saat yang sama dia membenarkan pendapatnya Heraclirus, bahwa kita harus
mempercayai apa yang ditangkap indra kita. Bahwa, ‘alam ini berubah’. Empedocles
menyimpulkan, bahwa gagasan mengenai zat dasar itulah yang harus ditolak, baik
air atau udara semata-mata tidak dapat berubah menjadi kupu-kupu ataupun serumpun
bunga mawar yang begitu cantik dan indah. Sumber alam tidak mungkin hanya satu
unsure saja. Empedocles yakin bahwa alam ini terdiri dari empat unsur, yaitu
tanah, air, api dan udara. Semua proses alam terjadi karena bergabung atau
terpisahnya empat unsur tersebut[11].
7. Democritus
460 SM - 370 SM
Democritus
yang lahir di Abdera adalah seorang filsuf Yunani yang mengembangkan teori
mengenai atom sebagai dasar materi. Karyanya dijadikan sebagai pelopor ilmu
fisika materi yang menutup kemungkinan adanya intervensi Tuhan atau Dewa. Dalam
bidang Astronomi dia juga orang pertama yang menyatakan pendapat bahwa galaxi
Bima Sakti adalah kumpulan cahaya, gugusan bintang yang letaknya saling
berjauhan. Teori Democritus (yang tidak diterima oleh Aristoteles) tidak
diacuhkan orang selama Abad Pertengahan dan punya sedikit pengaruh terhadap
ilmu pengetahuan. Meski begitu beberapa ilmuwan terkemuka dari abad ke-17
(termasuk Isaac Newton) mendukung pendapat serupa. Tetapi, tak ada teori atom
dikemukakan ataupun digunakan dalam penyelidikan ilmiah. Dan lebih penting lagi
tak ada seorang pun yang melihat adanya hubungan antara spekulasi filosofis
tentang atom dengan hal-hal nyata di bidang kimia. sampai Dalton muncul
menyuguhkan "teori kuantitatif" yang jelas dan jemih yang dapat
digunakan dalam penafsiran percobaan kimia dan dapat dicoba secara tepat di
laboratorium. - Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/10/tokoh-pra-socrates-pythagoras-dan.html
BAB III
A. KESIMPULAN
Dari beberapa keterangan yang ada di atas dapat di simpulkan bahwa,
Filsafat
Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal asas atas
dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang
asal muasal segala sesuatu dan filsafat pra Socrates ditandai usaha mencari
asal (asas) segala sesuatu (arche) tidakkah dibalik keanekaragaman realitas di
alam semesta itu hanya satu azas? Thales
mengusulkan air, Anaximandros: yang tak terbatas, Anaximenes:
api-udara-tanah-air, Pythagoras dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk
merenungkan hal itu. Herakleitos mengajar bahwa segala Sesuatu mengalir
B. SARAN
Di sarankan kepada pembaca, supaya lebih memahami tentang Filsafat Umum agar lebih baik mencari
referensi lain selain makalah ini. Karena makalah ini jauh dari kata Sempurna
untuk di jadikan sebuah buku pedoman dalam sistem pembelajaran dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari bapak
dosen untuk perbaikan makalah ini.
Daftar Pustaka
http://indrasahabateidelweis.blogspot.com/2012/03/filsafat-pra-sokrates.html.
October02, 2012. 9:28 PM
http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/latar-belakang-munculnya-filsafat.html.
October01, 2012. 9:48 PM
http://mizanis.wordpress.com/kajian/ke-arah-filsafat-ilmu-islam/filsafat-alam-dalam-ilmu-kalam/.
September28, 2012. 1.03 PM
http://nurwitakd.blogspot.com/2011/09/perkembangan-filsafat-yunani-kuno-pra.html.
October01, 2012. 10:46 PM
http://filsafat-philosufie.blogspot.com/2012/01/filsafat-pra-socrates-filosof-alam.html,
September28, 2012. 1:13 PM
[1] http://indrasahabateidelweis.blogspot.com/2012/03/filsafat-pra-sokrates.html.
October02, 2012. 9:28 PM
[2]
http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/latar-belakang-munculnya-filsafat.html.
October01, 2012. 9:48 PM
[3]
http://muhammadalisunan.blogspot.com/2012/05/makalah-filsafat-alam.html.
September30, 2012. 9:13 PM
[4]
http://mizanis.wordpress.com/kajian/ke-arah-filsafat-ilmu-islam/filsafat-alam-dalam-ilmu-kalam/.
September28, 2012. 1.03 PM
[5]
http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/09/filsafat-pra-socrates.html.
October01, 2012. 10:58 PM
[6]
http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/.
October01, 2012. 10:31 PM
[7]
http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/.
October01, 2012. 10:34 PM
[8]
http://duniafilosof.blogspot.com/2012/03/filsafat-pra-socrates.html.
October01, 2012. 10:42 PM
[9]
http://nurwitakd.blogspot.com/2011/09/perkembangan-filsafat-yunani-kuno-pra.html.
October01, 2012. 10:46 PM
[10]
http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/09/filsafat-pra-socrates.html.
October01, 2012. 10:54 PM
[11]
http://filsafat-philosufie.blogspot.com/2012/01/filsafat-pra-socrates-filosof-alam.html,
September28, 2012. 1:13 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar